Ed memandang Blair yang berjalan mendekat padanya didampingi oleh Zendaya dan Rebecca. Seketika tangannya gemetar ketakutan kala gadis cantik itu duduk di sampingnya. Belum lagi suara degup jantungnya ketika Blair meraih tangannya dan mengecup punggung tangannya sayang. Kemudian, Ed memejamkan matanya sebentar, lalu mengecup dahi Blair lumayan lama.
“Hello, Wife...” panggilnya membuat semua orang tertawa.
Blair tersenyum sambil menundukkan kepalanya malu. Sejujurnya, Ed sama sekali tidak tidak menyangka jika pada akhirnya ia menikah dengan Blair di usianya yang genap empat puluh tahun. Sangat matang bukan, dan tanpa sadar pula ia melewati segaala macam rintangan untuk bisa bersanding dengan Blair.
Blair memang tak langsung menerimanya, ada sedikit penolakan dari gadis itu, tapi pada akhirnya ia luluh juga.
“Terima kasih sudah mau memberikan aku kesempatan kedua,” bisik Blair, ketika keduanya bersanding di pelaminan.
Blair menganguk dengan tetap mempertahankan senyumannya kepada para tamu undangan. Sebuah kecupan di pipi kanan ia dapatkan ketika ia sibuk berbincang dengan tamu.
“Mas Ed...”
Ed tertawa, “Udah gak sabar mau cium kamu sepuasnya.”
“Ayah...Bunda...”
“Hello Nord,” balas keduanya bersamaan.
Nord tersenyum lucu, “Akhirnya Nord punya ayah juga,” katanya senang.
Ed menggendong tubuh mungil Nord, “Dari dulu Nord sudah punya ayah kok, Ayah Ed ya.”
Nord berbinar, “Asyik, akhirnya Nord gak digodain lagi sama teman-teman karena gak punya ayah!” girangnya.
Ed mengecup pipi Nord yang kini sepenuhnya menjadi anaknya, bersama Blair. Akhirnya, setelah penantian yang cukup panjang, pernikahannya dengan Blair terlaksana juga.
“Hai Nord, apa kamu ingin punya adik?” bisik Ed.
Ed menganguk, “Nord mau punya adik, Ayah. Mau nya kembar cewek semua, biar nanti Nord jagain deh.”
“Oke, permintaan di terima. Tapi, Nord harus janji sama Ayah ya...jangan ganggu ayah sama bunda ya dalam beberapa hari ini ya. Kamu sama nenek dan kakek dulu, nah sementara itu ayah sama bunda akan berusaha buat adik. Bagaimana? Setuju?” tanya Ed.
Nord mengangguk, “Oke, Nord setuju! Tapi ayah jangan bohong ya, pokoknya aku mau kembar cewek”
“Iya, Nord. Tapi nanti kalau adiknya bukan kembar cewek, jangan marah ya! Kamu tetap harus bersyukur, ya?” nasihat Ed.
“Oke, Ayah Ed...”
^_^
Blair mencoba meluruskan kakinya yang terasa pegal. Berjam-jam berdiri sambil menyalami tamu undangan bukanlah perkara yang mudah, karena tubuhnya sungguh menjadi kecapekan.
“Sayang,” panggil Ed yang ikut bergabung ke tempat tidur.