Baby Without Parent

C R KHAN
Chapter #32

Nord Wijaya

Nord langsung memeluk tubuh kedua orangtuanya yang telah menjemput nya di rumah nenek dan kakek nya. Baru beberapa hari, tapi rasa rindu tetap saja menyelimuti dirinya.

“Ayah, Bunda, Nord kangen...” katanya.

Blair menganguk, “Bunda juga kangen sama Nord.”

Ed menatap putranya sedikit tak suka, “Ayah juga kangen sama Nord, tapi kan Nord tahu kalau ayah gak bisa jauh dari Bunda. Jadi, Bunda tetap milik ayah ya...”

Nord menggeleng dengan tegas, “Bunda itu punya Nord tahu. Ayah kan baru aja datang, Nord duluan yang ada di hidup Bunda.”

Blair menggeleng melihat kelakuan keduanya. Ia mengelus kepala putranya dengan sayang. “Nord, dulu sewaktu Nord masih bayi...Ayah Ed jagain kamu loh, bahkan dia juga bawa kamu ke kampus, karena dia harus ngajar. Udah, gak usah berantem lagi, Bunda itu punya kalian berdua kok. Sekarang, Nord peluk Ayah Ed ya...”

Nord berlari, menubruk tubuh kekar pria berusia empat puluh tahun itu. Ed memeluk tubuh kecil itu dengan erat, sesekali memberikan kecupan di kepala.

“Ayah sayang kok sama Ed, juga sangat cinta sama Bunda. Nah, besok kalau sudah dewasa, Nord pasti tahu perasaan cinta yang dimiliki Ayah untuk Bunda, karena Nord pastinya akan menemukan gadis yang sangat kamu cintai.”

“Iya Ayah. Oh ya, titipan Nord udah jadi?” tanya Nord akhirnya mengalah.

Ed tampak kebingungan, “Nord titip apa ya?”

Nord tampak kesal, “Nord kan mau mau punya adik kembar, cewek...”

Blair melirik suaminya yang tampak bingung memberikan jawaban yang tepat untuk putranya. Sedikit tertawa, pria itu lantas mengelus kepala putranya dengan gemas.

“Nord harus sabar ya tunggu adik lahir. Dan jangan lupa juga untuk berdoa supaya Bunda bisa cepat mengandung adik kembar yang kamu inginkan.” Ed mengatakannya seraya tersenyum.

Nord mengangguk, “Oke, Ayah...”

Ed mengecup pelipis Nord, “Anak pintar, Nord Wijaya.”

^_^

Ed memeluk tubuh mungil isterinya sebelum ia benar-benar masuk ke mobil. Sejujurnya, ia ingin sekali berada di rumah dengan merasakan kelembutan isterinya bersama putranya juga. Namun, sepertinya keinginan itu harus ia tunda, karena ia harus mengurus binis dan juga menyelesaikan kelasnya dengan cepat.

“Sejujurnya aku tetap ingin disini!” bisiknya.

Terdengar suara kekehan dari Blair, “Kamu tahu gak sih, kalau sekarang sikap kamu ini kayak anak kecil?” tanya perempuan itu.

You drive me crazy!” bisiknya lagi.

“Mas, disini aku juga punya kewajiban yang sama seperti kamu. Aku juga harus mengajar dan urus bisnis, kita sama-sama sibuk.”

Ed menganguk, “Oke, kali ini aku mencoba untuk fokus, tapi besok-besok kayaknya akan susah.”

“Ayah kenapa sih meluk Bunda terus?” tanya Nord yang entah datang sejak kapan.

Ed tertawa, “Iya, soalnya Ayah gak mau pisah sama Bunda. Ayah bucin banget sama Bunda, maunya kemana-mana berdua terus.”

Nord menatap orangtua nya bingung, “Nord juga gak mau jauhan sama Bunda.”

Lihat selengkapnya