BACK: Nice To Meet You

xwxswag2000
Chapter #6

Gosip So Sial Media

Sentani, 28 Mei 2022 ....

“Ini! ....” Pupil matanya melebar, apa yang didapatkan setelah tidur singkatnya adalah desas-desus yang berkembang biak lebih cepat dari ikan molly. Keributan apa yang sedang berlangsung di luar? Gorden jendelanya sedikit dibuka. Tampaknya segerombolan piranha lapar menunggu kemunculan Pepy di permukaan.

“Apa yang akan dilakukan ikan-ikan itu?” ucap Pepy dengan pandangan kosong menatap berita langsung televisi yang menampakan area di depan toko bunganya. Lupakan tentang memutari bukit atau pergi ke taman Eden untuk memetik bunga, sejengkalpun ia tak berani melangkahkan kakinya meninggalkan kamar.

Sudah satu jam terlewat setelah berkumandang adzan maghrib dari mushola terdekat. Pendengarannya terusik oleh suara-suara di balik pembatas balkon lantai dua kamarnya. Segera Pepy mendekati sumber suara tersebut. Tangannya mengancang-ancang, berhenti setelah menukik tajam mengarah pada sebatang leher di hadapannya.

“Dari mana kau dapatkan tangga?” tanya Pepy menyilangkan kedua lengan mendapati Rhyneo tengah berusaha memanjat, menyusup ke dalam toko bunganya. Mengapa persisnya Rhyneo melakukan hal itu bukan jadi misteri lagi. Karena pintu depannya sudah diblokir. Tentu saja oleh wartawan.

“Aku membelinya,” jawab Rhyneo berusaha merenggang panjangkan kakinya melewati pagar besi.

“Bagaimana kau membawanya kemari?”

“RA/-HA/-SI/-A”

“Rahasia? Kau bermain rahasia denganku? katakan it-”

Diusap perutnya keroncongan, yang belum terisi semenjak sore tadi, saat ransum jatah makan dalam lemari pendinginnya hanya tersisa daun bawang dan bekas tumpahan kecap yang sudah kering. Pagi tadi ia ceplok telor terakhirnya. Tapi tetap saja 'pagi tadi' perutnya tetap akan menggerutu karena ini sudah malam.

Sekali seminggu, ia setok buah dan sayuran memenuhi kulkas sebelum kosong melompong tidak ada isinya. Dipandangi pria yang kini sudah berdiri tegap di depannya. Teliti dari ujung rambut hingga ujung kaki, yang paling diperhatikan tentu saja tangannya.

“Jangan melihatku, aku tidak membawa makanan.”

“Pesanlah sesuatu dari ponselmu.”

“Mereka tetap akan mengantarnya dari pintu depan. Tidak mungkin kau menyuruhnya melakukan sesuatu dengan tangga, bukan?”

Sejenak Pepy berpikir, kelihatannya si pengirim pesanan akan kewalahan kalau kondisi mentalnya serapuh kaca. Akhirnya dia berkata pelan-pelan, “Ah sudahlah, aku hanya akan semakin lapar jika terus berbicara denganmu.”

“Ayolah, aku terburu-buru karena sangat khawatir sampai tidak mempersiapkan apapun. Mmm … sudah berfikir untuk memaafkanku?”

“Sudah melupakannya, tidak perlu mengungkit lagi.”

“Aku tau hatimu terbuka setelah sedikit terkenal.”

Mulut Pepy melongo bergidik ngeri, matanya mendelik. Hidup seperti bintang televisi. Yang benar saja .... “Ap-apa aku terkenal?” tanya Pepy. Wajahnya yang pucat kini sangat dekat dengan wajah Rhyneo.

“Ah? Benar … ponselmu!” seru Neo.

“PONSEL KENAPA? MELEDAK! TIARAP!” sontak Pepy melemparkan HP jadulnya.

“Pfft ....” Tidak ada yang terjadi. Hanya suara jangkrik yang menderik setelah teriakan tadi. Berusaha keras ia tahan, atraksi Pepy sesaat yang lalu sebenarnya sudah cukup membuatnya tertawa terpingkal-pingkal. “Ehem! Untung tidak ada banyak gagak di Indonesia.”

“Apa yang ... kenapa tidak tiarap?”

Lihat selengkapnya