BACK: Nice To Meet You

xwxswag2000
Chapter #10

Definisi Berharga

Sentani, 29 Mei 2022 ....

Sebuah hotel yang megah, tidak lengkap jika tidak turun dari mobil mewah. Leona berjalan elegan memamerkan bentuk lekuk tubuhnya sejak melalui pintu masuk.Tingkah lakunya benar-benar mencuri perhatian. Welcome drink yang disuguhkan butler pun ditolaknya mentah-mentah.

"Tuan Rhineo sudah menunggu," pesan butler itu.

"Antar aku."

Dinaikinya transportasi vertikal VVIP. Meja makan dengan papan keramik putih licin menyambut setelah pintunya terbuka. Susunan gelas yang cantik. Didatangi sosok pria yang berdiri segera setelah ia keluar dari lift.

"Duduklah, tidak sopan masih berdiri melihat pasanganmu sudah membeber napkin," pungkasnya setelah dibantu persiapan panjang untuk duduk. Wajahnya sangat ramah mempesona, tidak heran julukan Sleeping Leona merebak tersebar di kalangannya.

"Berikan benda itu," kata Rhyneo.

"Apa?"

"Jam tan ... haruskah aku mengatakannya?"

"Apa yang kau takutkan? Dia pesuruh yang dibayar dengan jumlah full angka nomor teleponku. Champagne, please!" 

Tertuang lembut Sampanye Taste Of Diamond 2013 setelah dimiringkan gagang gelas yang ia pegang 45 derajat. Bunyi 'pop' terdengar merdu di telinga saat dibuka penutupnya perlahan-lahan. Rhyneo paham apa yang dilakukan Leona bukan tanpa sebab. Lantas sebuah kotak cincin disodorkannya di atas meja. 

Tanpa menunggu lama tangan Leona menjamah setelah dibantu butler membukanya. Dicicipi sparkling wine saat tangan lainnya masih sibuk dengan cincin itu.

"Sangat menakjubkan, siapa pengrajinnya?" 

"Masih bisa bercanda?"

"Siapa wanita itu?"

Rhyneo merajut alis. Dengan geram menggenggam lengan yang sedang memegangi cincin agar leluasa ia fokuskan tujuan dari kata-katanya. "Jangan sedikitpun berpikir untuk menyentuhnya."

Leona berdiri. "Kau!" Gelas kristal melayang. Pecah setelah membentur tembok tebal. Tangannya lalu dibebaskan. Sebuah instruksi kecil ditunjukkan mengusir butler keluar ruang.

"Memakai benda itu bukan berati bisa mendapatkan perasaanku."

Tidak lagi ditahan-tahan, Leona menghardik, "Melindungi pelaku pembunuhan karena kau tempatkan perasaanmu padanya. Kau yang sedang bercanda! Tidak berfikir aku diam tanpa melakukan apapun dengan jam tangannya, bukan?

"Sidik jarimu bahkan tidak pernah menyentuh benda bodoh itu!"

Murid Rhyneo goyah. "Berikan padaku sekarang."

"MIMPI SAJA! Hari ini kau mengusirku sebelum course." Leona tersenyum sinis, segera ditinggalkan pria itu sendiri dalam ruang.

Melangkah kakinya dengan sungut kesal di wajah. Ia bahkan tidak sadar cincin itu tidak dilemparkannya saat marah. Terlanjur dilihat, cincin itu dibuang ke sembarang tempat. "Siapkan bak mandi, tinggalkan juga wine yang lain," pintanya.

Nafasnya ditarik dalam-dalam. Hampir setengah jam ia merendam tubuh. Red wine bahkan tinggal seperdelapan isi botol. Tidak lama setelah tegukan terakhir seseorang mengetuk pintu kamar hotelnya. "Jangan menggangguku!" usirnya.

Panas di telinganya saat lantunan bunyi semakin menjadi-jadi memaksa Leona bergegas menemui orang itu. Handuk mandi tidak terpasang rapi. Tangannya memegang botol kosong. Leona mengucap kata-katanya setengah sadar, hilang kontrol karena sedang mabuk, jelas dari bau alkohol dan kondisi objeknya sekarang. "Kau pria jahat, pergi hg ...."

Lihat selengkapnya