BACK TO 18 AGAIN

Safinatun naja
Chapter #10

METODE KHAS SEORANG CATCHER

“Aku menyerah, kurasa aku memang tidak punya kemampuan untuk menjadi Pitcher.” Aksara menghapus keringat di dahinya, ia sudah mulai pasrah dengan ketidakmampuan dirinya.

“Ayolah! Kau tidak boleh menyerah seperti ini,” bujuk Adrian sekali lagi, sebelumnya dia sudah ada dua kali membujuk Aksara beberapa jam yang lalu.

“Memangnya kau tidak Lelah?” tanya Aksara yang kerap menunjukkan wajah mengeluhnya. “Maksudku, aku tidak ingin merepotkan orang lain. Mungkin kita bisa lupakan saja Latihan ini, aku akan coba sebisa mungkin menerima Takdirku.”

Adrian sampai tertawa geli mendengarkan perkataan putranya barusan, “Kau ini lucu ya, padahal baru kemarin kau mencoba bunuh diri karena gagal. Dan sekarang, kau mau melupakan impianmu? Apa kau memang kekanak-kanakan seperti ini?”

“Kau tidak tahu apapun tentangku,” bentak Aksara yang menunjukkan jari telunjuknya kepada Adrian. 

“Aku memang gak tahu apapun tentangmu, makanya kau berhenti mengeluh dan biarkan aku mengenalmu melalui lemparanmu!” bentak balik Adrian yang langsung membuat Aksara terbungkam sesaat. 

“Kau sepertinya benar, aku minta maaf.” 

“Tidak masalah, Aksara. Jadi, bisa aku menerima lemparan curve Ballmu Kembali?”

Sekali lagi, Aksara menurut dan segera bersiap-siap untuk memberikan lemparan Curve Ballnya. Namun tetap saja, hasilnya benar-benar berantakan sekali. Padahal, Adrian sudah memastikan bahwa genggaman tangan dan Teknik yang digunakan oleh Aksara sudahlah tepat. Akan tetapi, bola yang dilemparkan tak pernah sekalipun sampai ke tangan Catcher dengan benar. Kalaupun sampai, pasti selalu menciptakan Ball kepada para Batter yang bertugas memukul Bola.

“Sekali lagi!” teriak Adrian yang tidak merasa puas dengan kemampuan anaknya saat ini. Dia tidak memperdulikan berapa banyak waktu yang dihabiskannya untuk melatih Aksara. Meski perutnya mulai keroncongan karena menahan rasa lapar saat ini.

“Bisa kita ganti saja Teknik lemparannya?” tanya Aksara yang mulai bosan. Baginya terasa memuakkan bila melakukan Teknik lemparan yang gagal berkali-kali. Tampaknya, ia tumbuh menjadi anak yang mudah sekali berputus asa dan membuat Adrian harus bekerja ekstra. 

“Aku rasa percuma saja kita melakukan lemparan lainnya. Menurutku, kita fokus saja pada lemparan Fastball dan Curve Ball saat ini. Kalaupun kau mulai jenuh pada lemparan Curve Ball, kau bisa ganti melempar dengan Teknik Fastball saja.”

“Kau benar-benar menyebalkan,” keluh Aksara yang merasa kesal dengan raut wajah yang diberikan Adrian. Tapi, entah mengapa ia malah sibuk menuruti keinginan dan perintah Adrian tanpa bisa membantah sama sekali.

Dengan tenaga yang masih tersisa, ia melakukan lemparan curve ball sekali lagi, tapi tetap saja bola itu malah menciptakan Home Run berdasarkan kacamata sang Cathcer.  

Lihat selengkapnya