Backstreet = Bronis

Bentang Pustaka
Chapter #1

Prolog

Cio Alamanda paling nggak suka sama adik kelas yang kecentilan. Rasanya geli saja gitu, melihat adik kelas yang masih gemes-gemesnya itu bertingkah sok cantik di depan kakak kelas. Cio bukannya sensi atau merasa tersaingi, cuma dia sering mikir saja gitu, perasaan dahulu dia nggak pernah begitu. Dahulu zamannya baru masuk SMA, dia paling takut sama senior, paling anti berurusan sama senior. Tapi, sekarang Cio heran, kenapa adik kelas itu pada caper banget sama seniornya?

Kayak sekarang ini. Lagi heboh tentang Rebecca si anak kelas X yang lagi giat-giatnya ngedeketin Dion. Rebecca memang cewek paling cantik di antara anak kelas X lainnya. Itu kata Chandra yang hobinya memantau adik-adik kelas, sedangkan Dion adalah senior kelas XII yang paling populer di sekolah.

Terlepas dari adik kelas cewek yang centil ke senior cowok, Cio lebih benci sama junior cowok yang sok ganteng di depan senior cewek. Kesannya tuh ... gimana ya, jijik, mungkin?

Soalnya Cio itu selalu berpikiran secara logis. Logikanya, cewek itu paling cocok sama cowok yang lebih dewasa daripada dia. Misalnya, kalau si cewek kelas XI SMA, minimal cowoknya kelas XII SMA. Karena menurut Cio, pacaran sama cowok yang lebih muda itu nggak bakal awet. Contohnya, bisa saja hubungan pacaran itu rusak karena cowoknya yang kurang dewasa. Kalau nggak, bisa saja cowoknya terlalu bocah banget buat diajak pacaran.

Lagian, cewek itu nggak pantes pacaran sama cowok yang lebih muda daripada dia. Itu enggak banget dilihatnya. Pacaran sama adik kelas itu adalah hal terakhir yang ada di pikiran Cio. Mendingan jomlo daripada pacaran sama adik kelas.

Itu semua adalah pemikiran dari seorang Cio Alamanda selama tujuh belas tahun ini. Sebelum dia ketemu sama cowok tanpa nama yang bikin dia penasaran setengah mati.

Lihat selengkapnya