Bad Girl

Leni Aulia Ayu
Chapter #3

Let's be friends #3

“Pesen apa mas?” tanya mbak sulastri dengan sopan dan ramah kepada Satria.

Mbak sulastri ini adalah penjaga warung nasi uduk yang terkenal. Usianya baru 27 tahun. Selain karena perangainya yang ramah dan murah hati layaknya seorang malaikat tanpa sayap, dia juga punya paras yang cantik dan menggoda. Kalau dibandingkan dengan Fania, yah perbedaannya tidak jauh beda. Mereka berdua sama-sama cantik dengan pesonanya masing-masing.

“Seperti biasa ya, mbak.” jawab Satria sambil menyunggingkan senyum di bibirnya.

Fania yang menyadari gerak-gerik tidak biasa dari Satria, langsung mengerutkan alisnya dengan bingung. Soalnya Satria ini kan cowok pendiam. Sangat amat pendiam malahan. Tapi barusan cowok itu tersenyum. Nada bicaranya juga terdengar… amat sangat lembut. Kalau Fania tidak sedang dalam misi untuk membuat cowok itu jatuh hati padanya, dia akan menertawakan tingkah laku Satria habis-habisan. Habisnya cowok itu seperti anak kecil yang diam-diam naksir dengan lawan jenisnya.

Naksir?

Alarm berbahaya di kepala Fania tiba-tiba berbunyi. Fania dengan sigap langsung berdiri di sebelah Satria dan menatap cowok itu dengan pandangan yang dalam.

Satria menoleh ke arahnya dan matanya seakan mengatakan ‘kenapa?’ dengan tidak senang. Karena sepertinya cowok itu merasa terganggu dengan tingkah Fania. Tapi Fania tanpa tahu malu, berjalan lebih dekat ke sisinya. Nyaris menempel dengan tubuh Satria.

“Kamu belum jawab pertanyaan aku. Kamu dari fakultas mana?”

Satria menarik nafas panjang mendengar pertanyaan Fania. Dia merasa kalau dirinya sudah menjadi target cewek itu untuk dijadikan mainannya selama… entahlah, mungkin sampai dia merasa puas. Soalnya kalau bukan itu tujuannya, cewek itu tidak mungkin mau dekat-dekat seperti ini dengannya. Selain dikenal sebagai cewek yang tidak waras, Fania juga terkenal sangat sombong dan arogan. Tapi anehnya Satria tidak mengerti alasan cewek itu memilihnya.

Yah, dibandingkan dengan korban-korban Fania dulu, Satria merasa tidak lebih baik daripada mereka semua. Mungkin juga Fania bosan dengan cowok-cowok high class itu, sehingga berakhir memilihnya. Tapi apapun alasan Fania mendekatinya, Satria tidak sudi menjadi korban selanjutnya dari cewek itu. Terlebih juga, dirinya sudah punya tambatan hati, mbak Sulastri.

Satria pertama kali mengenal mbak Sulastri saat masa ospek dulu. Dia dengan tidak beruntungnya menjadi korban kejahilan anak-anak nakal di kampusnya. Saat itu mbak Sulastri ingin memakai toilet. Tapi karena toilet cewek sedang bermasalah, diapun memutuskan untuk pergi ke toilet cowok. Di sana mbak Sulastri menemukan Satria yang dikunci sendirian di balik toilet. Dan kejadian berikutnya, kalian pasti bisa menebaknya. Dari sanalah kisah cintanya dimulai. Kisah cintanya yang bertepuk sebelah tangan, karena mbak Sulastri sepertinya tidak punya perasaan apapun pada Satria. Padahal cowok itu sesekali suka memberinya hadiah.

“Satria?” seru Fania merasa jengkel dengan tingkah Satria yang mengabaikannya.

Fania merasa seperti sedang berbicara dengan tembok sekarang ini. Tidak ada balasan. Parahnya orang yang diajaknya bicara justru malah fokus memperhatikan mbak Sulastri di depan sana. Menganggapnya seperti patung yang tidak bernyawa.

Satria kembali menoleh. Raut mukanya tidak ditutup-tutupi. Dia menatap Fania dengan jengkel, membuat Fania tersenyum, sekali lagi semakin merasa tertantang. Tertantang untuk menaklukan Satria, cowok pendiam yang ternyata naksir dengan mbak penjaga warung nasi uduk di kantinnya.

“Kamu dari fakultas mana?” tanya Fania lagi dengan sabar. Tapi dalam hati, dia menyerukan genderang balas dendam suatu saat nanti. Suatu saat nanti kalau Satria sudah lengah dan bertekuk lutut dengannya. Akan Fania tinggalkan cowok itu tanpa belas kasihan sedikitpun.

“FEB.” sahut Satria apa adanya. Dalam hati berharap agar cewek itu berhenti menganggunya.

Saat Fania ingin menyauti ucapan Satria, ucapan mbak Sulastri mengalihkan perhatian cowok itu kepadanya. Ekspresi wajahnya berubah secepat membalikkan buku. Satria terlihat seperti cowok yang hangat saat menerima pesanannya -yang ternyata nasi uduk dan segelas teh manis, dari tangan mbak Sulastri. Setelah itu, dia langsung pergi begitu saja, dan duduk di kursi panjang untuk makan.

Lihat selengkapnya