Hari pertama masuk lagi sekolah, di hari senin ini banyak sekali murid yang menggerutu kesal, apalagi teriknya matahari yang membuat kulit terbakar lebih tepatnya ke para siswi.
Di lapangan sudah banyak murid SMA SCHOOL GALAKSI berjejer rapih sesuai kelas masing masing, dan yang paling kesalnya adalah panas. Tak biasa biasanya matahari panas di jam 8 pagi.
Zeura. Dia gadis yang tengah santai di barisan paling belakang. Mungkin siswi lain terus mengerutu, tapi tidak dengan Zeura, gadis itu malah asik mengobrol dengan laki laki imut yang lusa kemarin ia temui.
"Kak Leo kok bisa ya punya muka imut banget, apalagi pipinya emmm mau di cubitin deh". Geram Zeura pada Leo.
Leo malah melihat sinis Zeura, tak ayal dia juga membalas pertanyaan nya jika hal yang masuk akal.
"Ihh kok kak Leo ngak jawab sih, ohh mau nangis ya".
"Apaan sih Ra".
"Kok gitu sih ngomong nya".
"Eh, kak Leo duduk sini. Panas lo, tuh kulit ngak kebakar, sini neduh". Ajak Zeure melambaikan tangannya diudara untuk menyuruh Leo mendekat.
Leo dengan polosnya duduk disebelah Zeura. Sedangkan sahabat sahabat Leo terlihat bodo amatan.
"Leo jangan di injek itu semut". Gertak Zeura membuat Leo yang asik melihat semut kaget.
"Siapa yang mau injek, GJ amat ih".
"Loh kok nyalahin Rara sih. Kan tadi Leo mau injek tuh semut".
"Siapa yang mau injek Ra. Leo cuma liatin doang terus kaki Leo mau geser soalnya semutnya mau numpang lewat".
"Wahhh masa? Ngak percaya".
"Terserah".
"Dih kayak cewe,' terserah' ".
"Ihh Rara mah". Lesu Leo, kesal karna ucapannya di jawab mulu oleh Zeura.
"Itu kenapa barisan belakang rame banget yah". Suara microfon terdengar membuat semua murid menoleh ke belakang tepatnya ke Leo dan Zeura yang dari tadi tak bisa diam.
"MAAF PAK INI LEO DARI TADI NGAJAK SAYA NGOBROL". Teriak Zeura membuat Leo melotot tak terima.
"Loh kok Leo sih? Kan Rara dari tadi ngajak Leo ngomong".
"Lah masa sih?".
"Sudah Zeura, Leo diam. Suara kalian kedengar sampai sini. Trus baris yang benar". Suara kepsek terdengar di microfon.
Zeura berdiri dengan kesal lalu Leo juga ikut berdiri.
"Gara gara Leo ini". Fitnah Zeura membuat Leo sudah berkaca kaca matanya.
"Rara jahat". Lirihnya.
Zeura memutar bola mata malas, ia menatap lurus ke depan sambil mengipas ngipaskan tangannya ke wajah.
Sedangkan Leo dia menunduk. Ntah lah dia nangis atau tidaknya, gatau. Bahkan kembaran dan sahabat nya terlihat bodo amat.
Seusai upacara, Zeura memilih duduk di bawah pohon padahal pembelajaran sudah dimulai. Gadis itu mencepol rambut nya asal.
Mulut gadis itu terus mengunyah buah mangga yang ia dapatkan dari pohon mangga yang kini ia meneduh di pohon itu.
Lapangan terlihat sepi dan sunyi, hanya semeliar angin yang berhembusan terdengar karna kencangnya angin membuat daun daun bergesekan satu sama lain.