Bad Papa

Rinaha Ardelia (Seorin Lee)
Chapter #3

Tamu Tak Diundang

Anya membukakan pintu rumah. Setelah mendengar bunyi bel ditekan beberapa kali. Dia terkejut melihat kedatangan Jhody, mantan manajer di tempat kerja suaminya.

“Pak Jhody?!” Anya membelalak. Dia tidak menyangka jika Jhody yang datang berkunjung ke rumahnya. ‘Ada apa ya kira-kira?’ terkanya.

“Mana suamimu? Apa dia ada di rumah?” tanya Jhody. Dia tersenyum melihat penampilan Anya yang masih terlihat begitu cantik dan seksi meski sudah melahirkan.

“A-ada. Dia lagi di kamar. Lagi nidurin anakku,” sahut Anya. Dia agak gelagapan karena Jhody terus menerus memandanginya, sambil tersenyum genit ke arahnya.

“An, kamu masih cantik juga ya. Sama kayak dulu. Nggak ada yang berubah dari penampilan kamu,” goda Jhody. Pujiannya membuat Anya merasa tidak nyaman dan salah tingkah di depan manajer itu.

“Silakan duduk dulu! Akan kupanggilkan Mas Erdi,” kata Anya sambil mempersilakan Jhody duduk di ruang tamu.

Sementara itu, Anya bergegas masuk kamar. Dia memberitahukan Erdi ada tamu yang ingin menemuinya. Dia melihat Erdi sedang menidurkan Andara. Beruntung Andara segera tertidur. Sehingga, Erdi bisa secepatnya menemui tamu tak diundang itu.

“Mas, ada tamu yang nungguin di ruang tamu,” Anya memberitahu.

“Siapa?” Erdi mengerutkan kening.

“Pak Jhody,” kata Anya. Suaranya pelan sekali ketika memberitahukannya pada Erdi.

Deg!

Erdi terkejut mendengar mantan manajernya datang ke rumah untuk menemuinya. Memangnya ada perlu apa lagi Jhody dengannya? Bukankah masalahnya sudah dia selesaikan di kantor sebelum resign?

Erdi bergegas menemui Jhody di ruang tamu. Dia langsung menanyakan maksud dan tujuannya datang ke rumah. Tanpa basa-basi lagi. karena Erdi sudah terlanjur kecewa dengan sikap manajernya yang cuci tangan atas permasalahannya di kantor.

“Pak Jhody? Ada apa, ya?” tanya Erdi.

“Sekarang kamu menganggur kan, Di?” Jhody memastikannya.

Mendengar kata ‘menganggur’ yang terlontar dari mulut Jhody dengan nada mengejek membuat Erdi tersinggung. Dia terpaksa menganggur memangnya ulah siapa? Ingin sekali rasanya dia membalikkan pertanyaan itu pada Jhody.

“Benar. Tapi, itu tidak akan lama. Saya akan mencari pekerjaan lain nanti,” balas Erdi. Dia agak menekankan gaya bicaranya karena tidak ingin Jhody mengejeknya lagi. Apalagi sekarang ada Anya⸺istrinya duduk di sampingnya.

Anya beranjak dari tempat duduknya menuju dapur. Dia akan membuatkan minuman untuk tamu yang berkunjung ke rumahnya itu.

“Baguslah kalau begitu. Kuharap kamu bisa mendapatkan pekerjaan kembali setelah keluar dari perusahaan kami. Oh ya, kudengar kamu punya seorang bayi. Selamat ya atas kelahiran bayinya. Ini ala kadarnya dari perusahaan.” Jhody memberikan amplop berisi uang. Katanya itu dari perusahaan untuk putri Erdi yang belum sempat ditengok teman-teman sedivisinya di kantor.

Erdi merasa ada yang aneh dengan perilaku Jhody yang tiba-tiba berkunjung ke rumahnya. Masa sih hanya memberikan uang saja? Tidak ada motif lainkah dibalik tujuannya itu?

“Silakan diminum dulu Pak Jhody!” sela Anya. Ketika dia menyuguhkan secangkir kopi untuk mantan manajer suaminya itu.

“Makasih ya, An,” ucap Jhody. Dia berbicara akrab sekali dengan Anya di depan Erdi, suaminya.

Lihat selengkapnya