Bagas berdiri di depan sebuah cermin dinding. Ia tak bisa melihat wajahnya sendiri, tapi ia bisa merasakan dinginnya cermin itu dari ujung jari tangannya. Inilah arti cinta bagiku, sesuatu yang bisa aku rasakan di ujung jariku, tapi tidak untuk disimpan di hati. Aku sudah kehilangan semuanya dalam keabadianku, yang tersisa hanyalah tubuhku. Seonggok daging yang tak berarti, itulah tubuhku. Jiwaku ada di dalamnya, ia terperangkap dalam diam. Ia tak bisa kemana-mana. Ia seperti mati.
Kata orang, cinta adalah anugrah, tapi bagiku cinta adalah kutukan. Cinta membuat hidupmu indah, tapi bagiku cinta membuat hidupku menderita. Cinta membuat hatimu berbunga, itu betul. Aku pernah merasakannya, tapi ketika bunga itu mati, hatiku hancur. Aku ingin sekali mati bersama bunga itu, tapi aku tak bisa. Aku ingin sekali mati dengan orang yang kucintai, tapi aku tak bisa. Jika kamu jadi aku, kamu akan tahu perasaanku.
Aku ingin mencintaimu, tapi aku takut kamu akan cepat tinggalkan aku. Aku ingin membuatmu mengerti aku, tapi aku takut kamu akan pergi. Perempuanku, jika kamu sepadan denganku, katakanlah. Jika tidak, jangan berharap padaku. Perempuanku, hidupmu terlalu singkat, carilah kebahagiaanmu sendiri, jangan cari aku. Perempuanku, berbahagialah tanpaku.
Jauh dari relung hatiku yang paling dalam aku ingin berkata aku cinta kamu, tapi setiap kali aku membayangkan mereka mati, aku takut. Aku tak mau lagi kehilangan seseorang yang aku cintai. Hendaknya puisi jiwa ini mengantarkan maksudku untukmu. Biarkan angin yang memberi kabarnya, dan biarkan hujan yang membuatnya segar. Biarkan matahari yang menghangatkan, dan biarkan bumi yang menjadi kuburnya.
Kamu terlalu indah untukku. Aku tak ingin kehilanganmu. Aku juga tak ingin memilikimu. Aku hanya ingin kamu bahagia. Pergilah tinggalkan aku, atau aku yang pergi meninggalkanmu. Bagiku sama saja.
***
Kenapa kamu masih berada di kepalaku. Keluarlah. Pergilah. Enyahlah. Aku tidak ingin kamu di sana. Aku tidak ingin memikirkanmu. Aku hanya ingin tidur, melupakan beban di hari ini. Aku hanya ingin menutup mata tanpa perlu kehadiranmu. Jauhi mimpiku. Jangan pernah datang, itu inginku. Pergilah terbang lepas dariku. Bawalah juga bayang-bayangmu. Aku tak ingin melihatmu. Takdirku tak merestui kamu di sini. Takdirmu jangan mencintaiku. Hiduplah dengan duniamu sendiri. Jangan pernah ingat-ingat aku. Kamu akan kecewa, dan aku akan terluka. Itulah yang kutakutkan. Biarkan cinta itu mati. Jangan kamu hidupkan lagi. Kuburlah dalam-dalam. Jangan pernah kembali. Biarkan ia mati. Melihatmu saat itu adalah kesalahanku. Seandainya saat itu aku tidak menghampirimu, aku tidak akan mengenalmu. Seandainya saat itu aku tidak mengenalmu, aku tak akan tahu kamu ada. Seandainya saat itu aku tidak tahu kau ada, tentu aku tidak akan memikirkanmu saat ini. Seandainya sekarang ini aku tidak memikirkanmu, tentu aku akan tidur pulas dalam mimpiku tanpa melibatkanmu.
Hidup terlalu rumit untuk orang sepertiku. Akulah Ayu, seseorang yang tidak harus kamu kenal. Akulah Ayu yang tak semestinya bertemu Bagas.