Perlu aku sampaikan, sekelumit dari kisahku ini. Menurutku, menjalani kehidupan setelah lulus dari Sekolah Menengah Atas, bukan sesuatu hal yang dapat disepelekan.
Apalagi aku, menjalaninya tanpa sosok pahlawan keluarga, yaitu ayah. Begitupun tanpa kehadirannya lagi, tidak membuatku putus asa untuk menjalani kehidupan ini.
Kehidupan itu ibarat tangga, semakin kita melangkah satu per satu anak tangga itu, semakin lelah untuk naik ke tangga berikutnya. Tentu ada saatnya kita ingin beristirahat terlebih dahulu. Malah, ada yang ingin kembali turun, setelah menaiki beberapa anak tangga itu.
Berbeda denganku, semakin tinggi aku melangkahi tangga itu, semakin banyak pengalaman yang aku dapat, dan semakin dekat dengan tujuan-tujuan yang kuinginkan. Itulah sifatku, yang harus kamu tau.
Dari satu pengalaman, aku mendapat beribu-ribu pengalaman yang belum terpikirkan sebelumnya. Mulai dari belajar dan mengajar, baca dan membaca, sampai ke tingkat melakukannya di kehidupan nyata.
Aku pun menemukan sosok wanita yang akan menemani episode-episode kehidupanku. Dia adalah Melinda Giandari Ayunda, yang masih sekolah tingkat SMA. Kata Melinda, tadinya ia mau ngambil jurusan IPS, tapi gak jadi. Akhirnya dia pindah alih ke IPA.
Masalah demi masalah, terus berdatangan ke dalam kehidupanku yang bersamanya. Aku mengerti, semakin tinggi pohon maka semakin kencang angin menerjang. Justru yang mesti kulakukan, bukan monoton terhadap masalah. Tapi, mencari cara bagaimana cara menyelesaikannya.
Ketika aku dihadapi dengan beberapa masalah, pasti aku diam dan memilih untuk pergi ke alam. Bukan kabur! tapi aku hanya perlu tenang dan berpikir sebentar. Karna alam adalah teman untuk mencurahkan semua isi hati dan pikiranku.