Bahagialah Cigugurku

A. Sholeh
Chapter #3

Gelap Menuju Cahaya


“Munculah bulan di perindah oleh bintang, pada malam yang gelap dan menjadi terang.”

Dinginnya shubuh hari yang penuh dengan lantunan merdunya suara adzan di setiap tempat. Membuat suasana kampung terasa tenang, dan begitu bahagia hidup di tempat yang sederhana dan penuh kenangan indah bersama keluarga.

Seperti biasa terdengar suara orang sedang menyapu halaman saat shubuh yang begitu masih diselimuti oleh kegelapan. Tiada lain dia adalah ibuku, yang selalu menyapu halaman rumahnya, seperti biasa ibuku menyapu dan beres-beres rumah di pagi hari.

Memang selalu terdengar olehku, kadang aku pun bangun sekejap lalu masuk lagi ke alam mimpi. ibupun menuju ke kamar yang waktu itu mungkin aku masih terlelap dalam tidur.

“Rez bangun dah shubuh, ayo berangkat ke masjid nanti kesiangan.” Suara ibu yang terdengar diluar kamar sambil mengetuk pintu kamarku.

Ya, karna mendengar suara ibu yang begitu sangat lembut, aku pun bangun dari tidurku. Taulah sikap ibuku kalo sampai tiga kali di panggil gak nyaut suaranya akan berubah seolah memakai pengeras suara. Maka dari itu aku menjawab panggilan ibu yang terdengar di balik pintu

“Iya siappp bu, sekarang Arez bangun.” Dalam keadaan masih ngantuk dan menguap Aku menjawab panggilan ibu.

“Ayo bangun, jangan bangun siang-siang nanti rezekimu di patok ayam. Segera kerjakanlah kewajibanmu Rez.” Sambil ibu sedikit menasehatiku.

“Iyaaa bu aku bangun.” Akupun segera bangun dari kasurku dan duduk sebentar.

“Iya sok bangun cepat-cepat ke air keburu habis waktu sholatnya.”

“Iyaa bu, bentar lagi aku ke air.” Kataku.

Jawabku yang masih berada di kamar, kebiasaanku kalau sedikit tidak dinasehati pasti kembali lagi tidur. Lalu aku mengambil sebuah handuk dan bergegas pergi ke kamar mandi.

Aku yang sedang mandi, yang seraya merasakan dinginnya air di pagi hari, tubuhku seolah berada di Antartika. Selesainya mandi, kembalilah ke kamar untuk memakai pakaian, dan bersiap untuk mengisi hari yang penuh kekosongan, dengan membaca dan menonton berita pagi di ruang tamu, sambil menikmati sarapan pagi (gorengan) dan (air hangat) yang di sediakan ibu di meja ruang tamu.

Terdengar suara ibuku yang sedang memasak di dapur. dan kedengaran menyuruh untuk mengambilkan sesuatu padaku.

“Rez tolong ambilin piring, ibu tangung nih takut kegosongan gorengannya.”

“Iyaa bu siappp.” Jawabku, yang sedang memakan gorengan, dan menuju ke dapur sambil mengambil piring di rak (lemari) piring, yang lumayan agak jauh sih dari tempat masak ibuku.

“Makasih Rez.” Ucap ibu yang sedang membalikan gorengannya.

“Iya bu sama-sama.” Jawabku.

Lihat selengkapnya