Bahagialah Cigugurku

A. Sholeh
Chapter #10

Sejarah Hampir Terputus


Beberapa hari setelah membuat sejarah pertama, aku menawarkan Arelia untuk di jemput ke sekolahnya. Pagi hari Kuchat ia untuk menawarkan jemputan pertama ke sekolahnya.

“Hayyy… Ohhk iya sekarang pulang jam berapa?” Aku mengirim chat pada Arelia.

“Hallo… Hmmm kayanya sore deh, jam tigaan mungkin”

“Okee deh.” Aku.

“Emmm… Kenapa emang?” Tanya Arelia.

“Boleh aku jemput hari ini?” Aku.

“Gak usah, takutnya nanti malah ngerepotin hehe.”

“Isssshhh kaya ama siapa aja hehe…” Aku sambil mengirimkan emot ketawa.

“Yaa takut nya A. Areznya ada kerjaan, kan kelihatannya orangnya sibuk hehe..”

Arelia yang mungkin masih canggung dan gak enakan untuk menerima tawaran jemputan dariku, karena bisa jadi ia melihatku yang begitu sangat sibuk dalam Aktivitas. Sepertinya aku orang tersibuk didunia ini menurutnya, Haha entahlah. Tetapi bagiku sesibuk apa pun diriku, akan selalu meluangkan waktu untuknya.

“Tidak ada kata sibuk untukmu, bagaimana pun keadaanku aku akan usahakan untuk memenuhi keinginanmu Rel. Boleh gak nihh.. aku jemput?” Ku terus menawarkan padanya dengan sedikit memaksa.

“Hmmmm makasih A. Arez hehe… Iyaa boleh bila tidak merepotkan mahh”

“Okee ntar aku jemput yaa ke sana.” Aku.

Sungguh! Ku sangat bahagia, karna ia mau menerima tawaran dariku. Ini sebuah kebahagiaan untukku karna dia menerima untuk di jemput. Aku pun meminta lokasi sekolahannya. Ya, memang agak jauh sih, tapi sejauh apa pun jarak perjalanan, akan terkalahkan dengan hati yang begitu sangat merindukannya. 

Menunggulah gerak matahari ke sebelah barat untuk bersiap menjemput Arelia. Sambil menulis sebuah tulisan sejarah pertama yang sebelumnya sudah di kunjungi olehku dengannya. Isi tulisannya adalah:

Kertas Terteteskan Tinta

“TAHURA akan menjadi saksi dengan datangnya diri ini dan dia, yang membuat sejarah pertama didalamnya yang begitu terkenal dengan sejarahnya. Tempat yang begitu miris pada jamannya dan indah pada waktunya. Begitu sangat di nikmati oleh para cucu mereka saat ini, yang merasakan betapa hebatnya mereka Para Pejuang dan Pahlawan merebut kemerdekaan dari para penjajah kala itu. Saat ini aku akan menunjukan pada seluruh dunia bahwa Indonesia adalah negara yang memiliki para pemuda yang cerdas dan hebat, yang akan membuat sang bendera Merah Putih terus berkibar menjulang tinggi ke langit. Aku Antarez singgah kesana bukan untuk sekedar jalan-jalan, tetapi merenung bagaimana mereka Para Pahlawan begitu susahnya merebut kemerdekaan karna cinta dan sayang mereka pada cucu-cucu mereka yang akan datang setelah mereka. Maka ku jadikan pula bukti bahwa dirimu (Arelia), adalah teman yang siap berjalan untuk menemani sejarah hidupku. Sampai akhir menerima kebahagiaan tiada dua yaitu hidup bersama denganku. Sejarah pertama ini ku akhiri tulisannya dengan “Cintai dia bukan hanya karna sesuatu yang terlihat, tetapi cintai dia dengan sesuatu yang tidak terlihat.” 

🍃🍃

Tidak terasa waktu yang begitu cepat menunjukan sudah siang menuju sore. Aku siap-siap untuk menjemputnya.

“Mau kemana Rez?” Tanya ibu, yang melihatku dari luar kamar, ibu saat itu sedang di ruang tamu.

“Hehe ini bu, Arez mau main hehe.” Jawabku.

“Ohhk mau main kemana emang?” 

“Hmmm mau jemput seseorang bu.” Aku yang sibuk bersiap-siap dikamar.

“Wisssh tumben nih anak ibu, mau jemput siapa emang? Rapih amat kelihatannya sampai farpum pun tercium hingga ke sini hahaha.” 

“Mau jemput teman Arez bu” Aku.

“Temen apa demen… Haha” Ibu yang tertawa, dengan melihatku yang tumben memakai setelan rapih dan wangi sampai tercium olehnya. 

“Haha… Ibu tau aja.” Kataku.

“Iya sok atuh, hati-hati yaa di jalannya.” Ujar Ibu.

“Iyaa bu Aamiin hehe…” Jawabku.

Aku pun lanjut mengeluarkan Roki, yakni motor sejarahku hehe. Segera berangkat menuju ke sekolahan Arelia. 

🍃🍃

Sore hari dengan di penuhi oleh para pelajar yang baru keluar dari kelasnya masing-masing untuk berpulang dan beristirahat di rumah-rumahnya, tetapi tidak dengan Arelia, ia lebih memilih menunggu kedatanganku. Katanya aku sudah dijadikan rumah untuk beristirahat, menenangkan diri, dan tempat yang membuat ia nyaman.

Rasa bahagia mengarungi jiwa dan ketenangan mengelilingi raga, ketika ia mengucapkan itu. Pengucapan itu keluar, saat diperjalanan menuju pulang dari TAHURA. 

Hari ini, adalah hari pertama Arelia dijemput ke sekolah olehku, ketika aku hampir sampai ke depan sekolahnya, terlihat dari kejauhan Arelia sudah menunggu di depan gerbang sekolah, Aku pun datang dengan motor Astreaku. Sepanjang perjalanan berbincang-bincanglah seputar kita berdua. 

Aku pun mengajaknya sebelum pulang untuk bermain. Sehingga aku kebingungan akan pergi kemana. Lalu aku memutuskan untuk pergi ke sebuah tempat yang penuh dengan villa-villa, dan dikelilingi oleh taman dan pepohonan yang begitu sangat terasa adem merasuki ke dalam pikiran dan hati. Kita Mengelilingi tempat itu sembari melihat satu persatu keindahan villa disana dengan di iringi obrolan-obrolan.

“Ohhh Iyaa Rel pernah kesini gak?” Tanyaku yang sedang mengendarai motor, mengelilingi tempat tersebut.

“Hmmm… Pernah sihh hehe…”

“Pastinya pernah, lagian tempat ini gak jauh juga dari rumah mu kan.” Kataku sedikit tersenyum.

“Hmmm.. Iyaa benar sih.” 

Tempat yang kita kunjungi memang masih satu kecamatan dengan tempat Arelia. Berhentilah aku di satu villa yang di depannya terlihat taman-taman bunga yang indah.

“Ooohhk iya Rel, ada yang macam-macam gak tadi di sekolahanmu?” Aku tiba-tiba terbesit dalam pikiran, untuk mengatakan hal tersebut.

“Hmmm gak ada aman kok.” Arelia yang kelihatan di wajahnya agak berbeda, ketika ditanya seperti itu.

“Tapi kok aku kaya merasa ada sesuatu yaa…” Aku yang melihat raut wajah Arelia, sepertinya ada yang dipikirkan dan dipendam.

“Serius gak ada apa-apa A. Arez” Arelia yang ucapannya tidak sesuai dengan raut wajahnya menurutku.

Sebenarnya aku bisa membaca dan merasakan apakah dia lagi berbohong atau jujur. Tetapi Arelia tidak mengetahuinya, mungkin karna belum begitu tau tentangku sebenarnya. Aku tetap yakin dengan hatiku yang terlintas, kalo kekasihnya itu ada yang disembunyikan.

“Ingat kebohongan itu akan terkalahkan dengan kejujuran Rel, dan kebohongan akan menghancurkan semuanya, beda dengan kejujuran yang akan memperbaiki semuanya.” Aku yang memberi sedikit nasehat, supaya Arelia bisa terbuka dan jujur.

Lihat selengkapnya