Bahagialah Cigugurku

A. Sholeh
Chapter #11

Bermain Ke Cafe


Seminggu kemudian aku mengajak jalan-jalan Arelia di hari libur sekolahnya. Aku kini sudah berani menelponnya, dan mengajak ia untuk berjalan-jalan santai denganku. 

Arelia pun dengan senang hati, ia mau di ajak untuk berjalan. Pagi itu yang begitu cerah dan langit dipenuhi dengan awan-awan yang begitu sangat mendukung, untuk menjemputnya. Aku mulai bersiap-siap untuk menjemput Arelia ke rumahnya, setelan ku berpakaian kameja coklat, celana warna cream dan tas selendang yang didalamnya buku-buku dan catatan pribadiku. 

Berangkatlah aku, dengan mengendarai motor menuju ke rumah sang wanitaku. Di sepanjang jalan aku bingung, perjalananku dengannya mau kemana. Sampailah di depan rumah Arelia, dan ia pun terlihat sudah menungguku. Begitu cantiknya ia memakai setelan dengan jilbab coklat dan pakaian warnanya yang sama, dan aku melihatnya, sembari mempersilahkan ia untuk naik ke motorku.

“Isssshhh kenapa A. Arez melihat Arel seperti itu? Ada yang salahkah dengan Arel?” Ucap Arelia padaku. 

 “Hehe… Enggak Rel.” Jawabku sedikit tak sadar kalo aku terpukau dengannya, sedikit bengong sih haha.

“Hmm iyaa atuh, kirain ada yang aneh dari Arel.” 

“Silahkan naik wahai ratuku.” Aku yang tersenyum dan menyuruh naik pada Arelia.

“Ehhhk apaan sih haha.” Arelia sembari naik ke motorku.

Lanjutlah untuk berjalan-jalan yang tidak tau arahnya mau kemana. Bisa disebut aku tidak memiliki tujuan untuk perjalanan hari ini. 

“Mau jalan kemana nihh?” Tanyaku padanya.

“Hmmm gimana A. Arez aja deh bebas mau kemana juga.” Arelia ngikut aja padaku mau kemana pun perjalanannya.

Sebenarnya aku pun bingung, dengan perjalanan mau kemana arahnya, makanya bertanya pada Arelia. Terpikirkanlah olehku, tujuan hari ini aku ingin mengobrol dan bersantai di sebuah cafe yang viewnya itu alam. Cafe tersebut bernama Santia Alam, tempat yang sangat ramai oleh pelanggannya. 

Ya, karna cafe itu sangatlah sejuk dan juga cocok untuk bersantai, mengobrol, serta menenangkan pikiran. Tentunya dengan harga yang merakyat dan cocok untuk yang ingin mengenyangkan perutnya.

“Gimana kalo kita ke cafe aja yuk.” Aku mengajaknya, di perjalanan sambil mengendarai motor.

“Boleeeh… Cafe mana emang?” Tanya Arelia padaku.

“Santia Alam, soalnya tempatnya nyaman, dan aku suka banget” Jawabku.

“Ohk ya, ada apa emang? sampai-sampai membuat A. Arez suka banget dengan tempatnya.”

“Yaaa soalnya Aku nih suka banget dengan tempat-tempat yang pemandangannya itu alam-alam gitu.” Aku.

“Ooohhh… Yaaa?” 

“Iyaaa atuh, karna alam bagiku adalah teman untuk menenangkan pikiran dan hati.” Ujarku.

“Okee boleh boleh” Arelia.

Kita berdua terus melanjutkan perjalanan menuju ke cafe yang di maksud, dengan di sambung obrolan-obrolan lainnya. Sebelum sampai pun disetiap perjalanan di penuhi dengan pepohonan. 

🍃🍃

Masuklah aku dengan ia ke halaman parkir di cafe tersebut, yang begitu ramai tempat itu. Tak berhenti orang-orang untuk bersantai, dan ngopi di cafe yang begitu penuh dengan ketenangan. 

Karna sebanyak apapun orang bersantai, dan ngopi disana suasananya tak sumpek, malah begitu sejuk dan sunyi. Walaupun banyak sekali para pelanggan yang berdatangan, menikmati indahnya alam sembari di mejanya ada kopi yang siap di minumnya dan cemilan yang siap di makannya.

“Huuuuhhh… Akhirnya sampai juga kita.” Aku sembari membuka helm, dan membukakan helm sang kekasihku.

 “Iyaaa hehe…” Arelia.

Berjalanlah aku dan Arelia menuju ke dalam cafe, untuk memesan makanan atau minumannya. Ketemulah dengan waiter dan menanyakan mau pesan apa saja.

“Iya kak mau pesan apa?” Waiter Cafe.

“Hmmm, pesan minumannya saja kak.” Jawab Arelia.

“Boleh mau minuman apa kak?” 

“Mau macha sama…. A. Arez mau apa?” Tanya Arelia padaku.

“Green tea aja Rel.” Jawabku.

“Sama green tea aja kak.” Arelia pada Waiter di depannya.

“Iya, apalagi kak mungkin ada tambahan makananya?” Waiter yang menawarkan makanannya.

“Sudah itu saja kak.” Arelia.

“Baik kak di tunggu yaa, pesanannya.”

“Okee makasih” Arelia dan aku berbarengan mengucapkannya.

Setelah memesan minuman kita mencari tempat duduk yang nyaman. Dan duduklah aku dengannya, yang depannya pepohonan yang begitu rindang, dan tertiup oleh angin-angin yang begitu sejuk.

“Nah disini aja yaa duduknya, kayanya enak sambil lihat ke depan yang penuh dengan pemandangan indah.” Aku.

Lihat selengkapnya