Selayar, Sulawesi Selatan, 17 Oktober 1993
“Bagaimana liburanmu disini nak? Kamu betah tidak dikampung tante dan atta?” Tanya bu Kati pada keponakannya yang baru datang dari Makassar dan ke Selayar untuk berlibur.
“Yahh..betah tante, disini suasana alamnya masih sangat terasa,” jawab Arya dengan sumringah.
“Yah.. pasti dia betah lah bu disini, oh yah Ya, bagaimana sekolahmu? Tanya pak Mahmuda sambil sesekali meyuapkan nasi kedalam mulutnya, mereka sedang menikmati makan siang buatan bu Kati.
“Alhamdulillah lancar atta, tahun depan insyaallah saya bisa pergi berlayar,” jawab Arya mantap.
Ditengah pembicaraan hangat sambil menikmati makan siang, tiba-tiba pintu rumah mereka diketuk
“Assalamualaikum,” suara lembut yang khas terdengar
“Waalikumsalam,” jawab bu Kati sambil berjalan menuju kepintu rumah
“Siang bu, bapak ada? Sapa gadis cantik itu dengan tersenyum, dia terlihat semakin mempesona dengan balutan jilbab yang menutupi kepalanya.
“Ohh.. nak Aisyah, bapak ada kok didalam kebetulan kami sedang makan siang, ayo sekalian nak” ajak bu Kati
“Maaf yah bu jadi ganggu makan siangnya,” keluh aisyah
“Tidak apa-apa kok nak, mari makan sama-sama,” ajak bu Kati sambil menggiring aisyah kemeja makan.
“Ini loh pak ada Aisyah, mau ketemu bapak katanya,” lanjut bu Kati setelah mereka sampai kemeja makan.