Bahasa Langit

Syafi'ul Mubarok
Chapter #13

Medali Emas Pertama

“Masih ada yang belum datang ?”

Begitulah kata pembuka yang menyambut kedatangan Laskar Pratama ketika masa liburan. Karena kami semua sepakat, akan diadakan latihan di kala liburan. Kami pun bersedia mengorbankan jatah liburan kami untuk mematangkan persiapan menuju bumi perkemahan.

Aku selaku penduduk pribumi pun belum bisa hadir. Dan ini membuat pelatih keheranan. Aku sendiri pun belum sempat memberitahu bahwa ada even lomba matematika babak semi final yang harus aku ikuti. Ternyata tidak hanya aku saja yang terlambat.

Yang membuatku agak terganggu adalah letak tempat latihan. Untuk memudahkan kami semua, akhirnya latihan diadakan di dalam pondok bahasa langit. Selain itu seluruh Laskar Pratama pun wajib tingga di asrama, tak terkecuali aku.

Hal ini pun membuat medan kenangan dan pengharapan yang telah aku tutup sedikit membuka. Hanya saja kali ini tidak memberatkan langkahku, melainkan justru memotivasi tubuhku. Karena aku pernah tinggal di asrama pondok bahasa langit. Walaupun hanya untuk satu bulan dan tanpa status santri.

***

Tiga bulan berjalan begitu cepat. Tanpa kami semua sadari, kami telah berada di penghujung akhir masa latihan. Rundown acara latihan yang telah dibuat kami lahap habis. Hanya saja realita tak pernah sesuai dengan harapan. Kembali kutegaskan, bahwa fakta tidak akan pernah bisa menyamai ekpektasi.

Begitulah, program latihan yang telah kami jalani pun tidak selurus dan semulus jalan tol perkotaan pada umumnya. Banyak rintangan yang menjadi penghambat, mulai dari ego pribadi hingga kegiatan tidak penting. Salah satunya adalah main playstation.

Jangan beranggapan bahwa kami semua sepakat untuk menyembunyikan barang haram bagi kalangan santri tersebut masuk ke wilayah asrama. Melainkan kami merental di dekat sekolah SMP kami. Anehnya, pembina pun tidak melarang justru ia pun ikut nimbrung. Maklum, selain karena usia yang terpaut tak terlalu jauh juga tempat rental di lengkapi dengan jaringan internet.

Dan yang lebih membuat nyaman lagi, tempatnya pun dilengkapi dengan warung. Sebenarnya warungnya yang dilengkapi dengan rental. Jadi, setiap perut seseorang merasa kelaparan bisa mengorder dengan harga tertentu dan memakannya sembari memandang layar monitor.

Lihat selengkapnya