Bahira

Ummu Salamah Ali
Chapter #3

Awan Biru

~ Allah tak pernah menciptakan segala sesuatu sia-sia. Bahkan daun yang gugur ke tanah pun terdapat hikmah luar biasa, bagi hamba-Nya yang mau berpikir. ~

*****

Aku dan Samirah memulai perjalanan dari Mantingan dengan mengandalkan Google Maps sebagai panduan. Salah satu kesyukuran bisa menjelajah banyak tempat menggunakan G-map meski kadang bikin sesat, kalau signal tak bersahabat. Namanya juga bikinan manusia, pasti banyak kurangnya.

"Mba, tolong klik google map ke arah rumah bulek ya," ucap Samirah meminta tolong padaku untuk mempersiapkan rute ke tempat tujuan.

"Ok," ucapku sembari mengusap layar ponselku, aku klik link alamat yang ia kirimkan padaku lewat whatsapp. Maklum, ini pengalaman pertama bagiku dan Samirah ke rumah Bulek Sarah memakai sepeda motor.

Aku lihat rute mengarah ke Sambungmacan, Sragen, "Kalau aku lihat nanti kita bakalan melewati jalanan ke pasar Gondang Samirah," ucapku menjelaskan.

"Ok Mba, kalau gitu lebih enak nggak banyak kendaraan besar, seperti di jalan utama ini," jawab Samirah.

"Bismillah ... ayo kita doa," ajakku padanya.

"Siaap Mba," jawabnya.

Kami berdoa dalam lirih, sembari terus berdzikir mengingat asma-Nya, memohon perlindungan dan keselamatan pada Sang Pencipta.

بِسْمِ اللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا، وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ، وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ، اللهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ فِي سَفَرِنَا هَذَا الْبِرَّ وَالتَّقْوَى، وَمِنَ الْعَمَلِ مَا تَرْضَى، اللهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا سَفَرَنَا هَذَا، وَاطْوِ عَنَّا بُعْدَهُ، اللهُمَّ أَنْتَ الصَّاحِبُ فِي السَّفَرِ، وَالْخَلِيفَةُ فِي الْأَهْلِ، اللهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ وَعْثَاءِ السَّفَرِ، وَكَآبَةِ الْمَنْظَرِ، وَسُوءِ الْمُنْقَلَبِ فِي الْمَالِ وَالْأَهْلِ

Aku sudah terbayang bagaimana perjalanan kali ini akan membawa kami melewati berbagai pemandangan indah pedesaan. Setelah menyalakan sepeda motornya, Samirah sebagai pengemudi mengendarai perlahan, fokus ke depan, kanan dan kiri dari kaca spion.

Perjalanan dimulai dengan jalan yang cukup lurus dari Mantingan. Kami menyusuri Jalan Raya Solo-Ngawi, jalan utama yang menghubungkan berbagai kota di Jawa Tengah. Jalur ini ramai sekali dengan kendaraan, dari mulai mobil, truk besar, angkutan umum, hingga bus antar provinsi. Tapi pemandangan di sisi jalan tetap memukau dengan sawah-sawah yang membentang luas. Di sepanjang perjalanan, aku melihat penduduk setempat sibuk dengan aktivitas sehari-hari, mulai dari bercocok tanam hingga berjualan di pinggir jalan.

Tak lama kemudian, Google Maps mengajak kami untuk belok menuju jalan yang lebih kecil, mengarah ke Pasar Gondang, Sragen.


"Bentar lagi nyampe pasar Gondang nih, mau mampir istirahat dulu nggak?" Ucapku menawarkan pada Samirah.


"Nggak usah Mba, kita langsung lanjut saja menghemat waktu," jawab Samirah yang memperlambat lajunya karena jalanan yang tampak tidak rata, lebih sempit dan ramai oleh aktivitas pasar. Pasar Gondang adalah pasar tradisional yang sibuk, penuh dengan kios-kios penjual buah, sayuran, dan kebutuhan sehari-hari lainnya. Aroma khas dari rempah-rempah, sayuran segar, dan berbagai jenis makanan memenuhi udara.

Setelah melewati Pasar Gondang, rute mulai mengarah ke daerah yang lebih sepi, meninggalkan keramaian pasar dan memasuki jalan yang mulai berkelok. Pepohonan hijau yang rindang dan menjulang tinggi di sepanjang jalan semakin rapat, memberi nuansa asri dan sejuk. Aku dan Samirah kini berada di pinggiran Sragen, di mana keindahan alam mulai terasa lebih nyata. Jalanan menanjak perlahan, dan udara mulai terasa lebih dingin seiring kami mendekati pegunungan.


"Eh, sebentar ... pelan-pelan dulu, sepertinya kita salah arah," ucapku pada Samirah tepat saat kita berada di antara sawah dan ladang yang sangat luas, matahari yang terik membuat udara terasa panas.


"Emang mapnya bilang salah Mba?" Jawab Samirah sembari memelankan sepeda motor lalu berhenti di pinggir jalan.


"Iya, disuruh putar balik. Kalau aku lihat sih gitu, apa karena terganggu signal?" Ucapku padanya.


"Coba aku lihat, kita pelajari lagi," kata Samirah sembari melihat map di layar ponselnya, "Nggak kok Mba, ini kita sudah bener," lanjutnya.


Lihat selengkapnya