BAHKAN JIKA CINTA INI

mahes.varaa
Chapter #16

ANGIN, TOLONG SAMPAIKAN BALASAN INI

Janji kecil dibuat Dewandaru dengan Rosy. Setelah pulang diantar oleh Anggara, Rosy yang melihat Rama sedang bekerja di ruang kerjanya langsung mengatakan janjinya yang dibuatnya dengan Dewandaru untuk besok.

“Gi-gimana kamu bisa menemukan Dewa??” Rama tentu kaget mendengar cerita dari Rosy mengenai pertemuannya dengan Dewandaru dan alasan dibalik menghilangnya Dewandaru selama lebih dari dua puluh tahun.

Rosy mengambil ponselnya dan menunjukkan foto Anggara di ponselnya kepada Rama. “Anggara adalah senior Rosy di kampus. Wajah Kak Anggara sangat mirip dengan Paman Dewa kan, Yah??”

“Ini …” Rama kaget melihat kemiripan Anggara dan Dewandaru. “Sangat mirip dengan Dewa. Siapa anak ini?”

“Wajah mereka mirip, karena Kak Anggara adalah anak dari Paman Dewandaru dan Tante Ardiana.”

Dan keesokan hari setelah mendengar cerita Rosy tentang Dewandaru, tentu saja Rama ikut dengan Rosy untuk bertemu langsung dengan Dewandaru. Pertemuan itu menjadi pertemuan yang mengharukan mengingat Rama dan Dewandaru dulunya adalah teman baik semasa kuliah.

“Brengsek kamu, Dewa!!! Di mana pikiranmu sampai memilih untuk tidak pernah muncul lagi di hadapan kami????” Meski mulutnya mengumpat, Rama langsung memeluk Dewandaru pertanda hubungan dekat mereka di masa lalu dan kerinduannya yang tertahan cukup lama selama ini.

“Maaf, Rama. Melihatmu bahagia dengan Anjani, aku hanya nggak ingin merusak kebahagiaan kalian. Dan satu-satunya yang bisa aku pikirkan adalah dengan terus menghilang.”

“Brengsek!! Kamu anggap kami ini apa??? Kebahagiaan apa yang kamu bilang?? Kepulanganmu tidak akan pernah merusak apapun, Dewa!!! Tak tahukah kamu, selama ini kami selalu menunggu kabar darimu???”

“Maaf. Sekali lagi, maaf.”

Tes, tes. Rama meneteskan air matanya melihat Dewandaru yang masih hidup setelah menghilang lebih dari dua puluh tahun tanpa kabar. “Syukulah kamu masih hidup, Dewa. Syukurlah.”

Rosy yang berdiri bersama dengan Anggara terkejut melihat Rama mengumpat beberapa kali kepada Dewandaru sebelum akhirnya menangis karena rasa syukurnya.

“Aku nggak nyangka, Ayah yang selama ini selalu bicara kalem bisa mengumpat juga,” komentar Rosy.

“Umpatan itu mungkin bagi wanita terdengar tidak baik. Tapi umpatan itu bisa punya arti lain di antara para pria. Umpatan itu adalah pertanda hubungan Ayah dan Paman Rama yang sangat dekat,” jelas Anggara.

“Apa Kakak juga gitu? Mengumpat dengan teman Kakak?” Rosy penasaran.

“Beberapa kali pernah.”

Setelah pertemuan mengharukan antara Rama dan Dewandaru, keduanya bersama dengan Rosy dan Anggara kemudian mendatangi makam Anjani. Awalnya Dewandaru dan Rama meminta Rosy dan Anggara menjauh karena ingin bicara dengan Anjani dan mengenang masa lalu mereka. Setelah beberapa saat, Rama berjalan ke arah Rosy dan Anggara yang menunggu di kejauhan dan memberikan Dewandaru privasi untuk bicara berdua saja dengan Anjani.

Setelah setengah jam lamanya bicara sendiri di depan makam Anjani, Dewandaru mengayunkan tangannya dan memanggil Rosy untuk mendekat ke arahnya.

Lihat selengkapnya