7 tahun telah berlalu begitu cepat, Di sebuah lorong panjang hanya ada sedikit sinar mentari yang masuk. Dari balik jendela terlihat beberapa orang dengan busana formal berjalan menuju suatu ruangan sambil menenteng sebuah koper hitam ditangannya. Ruangan yang mereka tuju adalah ruang dewan yang pada saat itu akan mengadakan suatu rapat tentang pengadaan pemilu yang akan segera dilaksanakan. Dalam ruangan tersebut terlihat puluhan anggota dewan telah siap untuk mengadakan rapat. Namun, di balik pengadaan rapat itu tersembunyi rencana-rencana picik mereka. Rencana mereka ini tentunya berdampak negatif bagi warga negara Bahrik sebab, rencana mereka ini mengandung unsur kepentingan pribadi demi kepuasan diri sendiri.
Beberapa pembahasan rencana telah mereka bahas termasuk rencana korup mereka, setelah itu rapat berlanjut pada pembahasan mengenai partai mana yang akan diangkat pada pemilu tahun ini. hal seperti ini sangat penting untuk mereka rencanakan agar keburukan mereka dapat dibungkam dari mata dunia. Pada rapat ini ada 2 partai yang menjadi pertimbangan mereka dengan harapan dikemudian hari dapat mereka kendalikan sepenuhnya. 2 partai itu adalah Partai Tanduk Rusa (PTR) dan Partai Sayap Burung (PSB). Kedua partai itu memiliki keuntungannya masing-masing, seperti PTR yang murni dapat seluruhnya di kendalikan tetapi kurang andal dalam penutupan jejak kasus mereka, sedangkan PSB berisikan orang-orang kompeten dan sangat lihai dalam mengontrol rempah akan tetapi, dalam pengendaliannya tidak dapat terkontrol seluruhnya oleh mereka.
Para dewan itu berpikir keras sebab kedua partai itu memiliki keuntungan yang seimbang. Tapi ada satu dari mereka yang memberi pendapat bahwa naiknya partai yang dapat mengolah kekayaan negara dapat menjadi aktor yang sangat baik untuk menutupi kebusukan mereka dari dunia. Akan tetapi, pendapatnya ini dibantah oleh dewan lain. Dalam ucapannya ia lebih setuju jika partai yang dapat dikendalikan sepenuhnya yang pantas untuk naik, sebab akan mempermudah mereka dalam menjalankan rencana.
Suasana kian memanas dalam ruangan yang penuh dengan orang busuk itu, pendapat demi pendapat terus dibantah hingga menimbulkan perdebatan panjang. Karena tak ingin ada keributan, ketua dewan pun mengadakan voting yang membuahkan hasil PSB terpilih sebagai pemenangnya meski perbandingan suara mereka tak cukup jauh. Pada akhirnya, ketua PSB yang bernama Klef yang akan naik ke kursi jabatan tertinggi yaitu presiden dengan didampingi oleh Valos sebagai wakilnya sekaligus perwakilan dari Partai Tanduk Rusa.
Kabar terkini dari pemerintah ini pun mulai menyebar ke seluruh penjuru negara Bahrik. Dalam salah satu rumah beberapa orang sedang berkumpul seakan menunggu sesuatu, seorang pria dengan nafas terengah tiba sembari mengepal segulung koran ditangannya, mata pria itu terlihat berkaca-kaca dengan raut wajah bahagia.
“Dia berhasil! Dia berhasil! Akhirnya saat yang telah kita nantikan telah tiba”. Ujar pria kegirangan.
Air mata yang keluar darinya bukanlah air mata derita, akan tetapi air mata yang melukiskan kembalinya kegembiraan yang telah lama hilang dari hidup mereka karena ulah pemerintah yang menyiksa.
Waktu pelantikan pun tiba, siang itu cuaca terlihat begitu cerah, desiran angin terasa memeluk sukma, diiringi oleh sorak gerombolan rakyat yang begitu gembira menyambut datangnya sang pemimpin baru mereka.
"Merdeka.... Merdeka... Bahrik kembali mulia…". Riuh sorak berulang dari lautan rakyat yang senang dengan pemimpin baru mereka.
Para dewan serta pejabat lain dibuat heran dengan kejadian yang mereka lihat saat ini. Sudah lama mereka tak melihat para rakyat mereka sebahagia ini. Kejadian itu pun menjadi keanehan bagi mereka, firasat buruk pun mulai terasa pada dirinya masing-masing dan pertanyaan yang sama pun terbesit dalam pikiran para pejabat korup tersebut.
“Apakah ada yang salah?”. Ucap para pejabat korup itu dalam hati.
Kemegahan gedung negara menjadi saksi berdirinya seorang bijak yang memukau massa di sana. Di depan kerumunan massa beliau memulai pidato pertamanya sebagai seorang pemimpin baru negara Bahrik.
“Nama saya Klef, dan saya akan menjadi pemimpin baru kalian”. Ujar Klef di awal pidatonya
Sorak penuh semangat pun kembali terdengar ketika ia menyebutkan kalimatnya, kemudian kata demi kata yang terlontar dari mulutnya membuat semangat masyarakat yang mendengarnya semakin membara.
"Dalam tatanan pemerintahan saya, saya akan memperbaharui semua sistem pemerintah dan membenahi ulang tatanan tersebut tanpa mengubah dasar negara itu sendiri, tujuan saya melakukan ini adalah untuk menghilangkan segala penyelewengan kekuasaan yang dilakukan para wakil rakyat. Jadi, saya mohon kepada semua masyarakat untuk ikut berkontribusi dalam tindakan saya ini". Tegas beliau menjelaskan tujuan rencananya.
Sontak perkataan beliau menebar kegembiraan pada seluruh masyarakat Bahrik. Sistem baru yang sangat bersih dan sangat menguntungkan masyarakat akan segera diterapkan.
"Merdeka.... Merdeka... Bahrik kembali mulia". Sorak berulang kembali terdengar dari ribuan massa yang penuh semangat.
Di balik kesenangan itu, terdapat sorotan mata yang penuh dengan kebencian, rasa iri dan rasa tersaingi tercampur dengan rasa tak ingin kekuasaannya yang bagaikan surga diambil begitu saja, sorot mata itu tampak dari mereka, para wakil rakyat yang menyimpang dan serakah. Mereka yang tiba-tiba mendengar kalimat yang keluar dari mulut Klef seketika itu berdiri dengan refleksnya. Akan tetapi, orang-orang Klef yang bernama Kathari kini telah tersebar di seluruh tempat pejabat korup itu berada. Para anggota Kathari ini bertugas untuk menyekap mereka yang ingin lari dari hukumannya.
Setelah beberapa perancangan rencana serta dukungan dari masyarakat, di bulan pertama ia menjabat, semua menteri dan pejabat-pejabat lain diturunkan dari kekuasaannya. Tentu saja Klef melakukan itu dengan rasa hormat dan tanpa pandang bulu. Setelah kejadian itu tidak sedikit mantan pejabat yang mengalami gangguan mental akibat terbukti melakukan tindak korupsi dan tak ingin kekuasaan serta kenikmatannya berakhir begitu saja. Tak hanya itu, Klef juga membubarkan seluruh partai politik, dengan tujuan menghindari korupsi berkelanjutan. Hal ini disebabkan oleh beberapa pejabat melakukan korupsi semata-mata hanya untuk melunasi hutang pasca pemilu pada partai tersebut, oleh karena itu pembubaran pun dilakukan dan 3 partai baru pun dibentuk di bawah naungan Klef, 3 partai tersebut meliputi PBB (Partai Bahrik Barat), PBT (Partai Bahrik Tengah), dan PBTIM (Partai Bahrik Timur).
Langkah selanjutnya yang diambil Klef adalah merencanakan rancangan penyeleksian calon pejabat baru. Pasca pembubaran pejabat secara besar-besaran itu, 2 hari kemudian Klef mengadakan rapat dengan Kathari atau pejabat yang pro padanya. Kathari ini berisi orang-orang yang dipercayai oleh Klef dan sama-sama bertaruh nyawa dalam janjinya demi mencapai Bahrik yang bersih dari wakil rakyat yang kotor. Hari itu di dalam istana negara, semua anggota Kathari telah duduk rapi menanti kedatangan sang presiden. Tak lama kemudian sosok bijaksana itu pun datang bersama panglima pertahanan dan sang wakil presiden yaitu Vaulos. Setelah itu beliau duduk di kursinya, menghadap kearah para Kathari.
"Terimakasih banyak kepada para anggota Kathari yang saya hormati dan saya percayai karena telah meluangkan waktu kalian untuk rapat kali ini". Ujar Klef memberi hormat pada para Kathari.