Bahrik

Rama Abdul Rasyid
Chapter #6

Karydo Kota Keyakinan

Kota Karydo, kota dengan logat bahasa yang khas dan kehidupan religius yang kental. Malam itu, lantunan ayat suci menggema lembut di udara, tenangkan hati dan sejukkan malam yang sunyi. Lantunan itu berasal dari seorang pria muda bernama Tris, pemuda berdarah luar Bahrik yang sudah lima tahun menetap di kota ini dan kini menjadi warga Bahrik sepenuhnya.

Di teras rumah sang guru yang beralaskan kayu, Tris duduk bersimpuh. Malam itu Tris diajarkan bagaimana menjadi seorang toleran yang baik dan bijaksana oleh sang guru yaitu Pak Aska. Disela percakapannya dengan sang guru Tris sedikit bertanya perihal kejadian di Bahrik akhir-akhir ini.

“Melihat huru-hara yang sering terjadi soal masalah religi di zaman sekarang, terutama di Bahrik... bagaimana pendapat bapak?” Tanya Tris meminta pendapat dari sang guru.

Pak Aska tersenyum tipis, tawa kecilnya terdengar menenangkan.

“Pertanyaan bagus Nak. Dalam setiap ajaran religi, kita selalu diajarkan tentang cinta dan kasih sayang. Tak peduli dari golongan mana pun, maknanya tetap sama yaitu cinta dan kedamaian.”

Tris mengangguk pelan kemudian lanjut bertanya.

“Lantas mengapa masih banyak orang yang mengejek golongan lain, menistakan, bahkan bertikai dengan sesama penganut keyakinan yang sama pak?”

Pak Aska menatap langit sejenak dengan wajah penuh dengan renungan, setelah menghela nafas sang guru pun menjawab pertanyaan muridnya.

Lihat selengkapnya