Blurb
Cinta adalah sebuah kata penuh makna, misteri hati yang tak terdefinisi. Ia laksana pelangi indah yang terurai dalam hati, dan ia adalah sekuntum bunga yang tumbuh tanpa bantuan musim. Cinta terkadang menyapa dengan ramah namun terkadang juga datang dengan tiba-tiba. Cinta tidak memandang siapa yang dihinggapinya, ia singgah dimana pun ia suka termasuk pada Ibsen Maulanza atau Moza. Moza yang lebih akrab dengan senjata dan peperangan kini telah disulapnya menjadi seorang pujangga, perangkai kata-kata cinta penuh daya cipta.
Ibsen Maulanza adalah seorang pemuda tampan rupawan yang salah asuhan. Ia hakikatnya hanyalah pemuda yang dalam pencarian jati diri. Namun, karena ia dibesarkan dalam lingkungan orang-orang yang menentang pemerintah, serta mengemban tugas untuk membuat berbagai kekacauan serta keonaran dalam negeri dengan maksud hilangnya kepercayaan masyarakat pada pemerintah. Dan saat itulah para pemberontak yang sedang merebut kemerdekaan wilayahnya muncul sebagai pahlawan, begitulah yang diutarakan pemimpin mereka. Senjata dan peperangan adalah keahliannya, karena sejak dalam asuhan Gandara yang merupakan salah satu tokoh pergerakan mereka, Moza sudah diajarkan cara merakit dan menggunakan sejata serta melatihnya berbagai strategi perang. Misi utama Moza bukan hanya memerdekakan wilayahnya tapi juga ingin mencari siapa sesungguhnya orang yang telah membunuh keluarganya dengan keji. Kekacauan dan keonaran yang ia buat, hakikatnya hanyalah salah satu pelampiasan dendam yang bersarang di dadanya.
Sebuah misi hampir saja berhasil jika saja tahanan utama mereka tidak berhasil meloloskan diri. Dan lolosnya tahanan mereka mengakibatkan peristiwa fatal. Markas mereka dibombardir dan banyak pasukan pemberontak yang tewas. Apalagi setelah peristiwa itu, pemerintah republik mengadakan sapu bersih yang mengakibatkan semakin sempitnya pergerakan pasukan pemberontak. Moza yang berusia masih remaja namun menjadi salah satu orang yang diperhitungkan oleh para pemimpin pergerakan. Demi kemananannya, lewat relasi tersembunyi sang pemimpin pergerakan, Moza akhirnya dimasukan oleh pemimpin pergerakan ke sebuah kampus dan menyamar sebagai mahasiswa. Dan selama masa itu, Moza pun menjalani aktifitasnya sebagai mahasiswa. Namun keputusan pemimpinnya itu ternyata menjadi bumerang bagi pergerakan mereka, karena Moza ternyata hanyut dalam rutinitas barunya dan lupa akan misi yang diemban. Apalagi setelah ia berjumpa dengan seorang gadis cantik mempesona bernama Zahra Maorrin Ayesha. Gadis cantik yang ternyata adalah perempuan yang telah ia ambil separuh nyawanya. Dan karena gadis itu pula lah, Moza berbalik arah memerangi para pemberontak, dan para tentara republik yang penasaran atas aksi heroik Moza yang berhasil menonaktifkan bom di kantor gubernur, kini mencari tahu siapa sebenarnya Moza. Gerak-gerik Moza pun kini terasa sempit, karena ia diburu oleh dua kelompok, pemberontak yang ingin membunuhnya dan tentara republik yang ingin membongkar jaringan pemberontak.
Mampukan Moza lolos dari kejaran para pemberontak dan tentara Republik? Dan mampukah ia merebut kembali hati Zahra setelah Zahra mengetahui identitas dirinya?