Bbrruukkk!
"Kamu gimana sih, Olivia? Masa cuma mengerjakan tugas begini aja gak bisa?" Oceh Pak Hendra di depan meja Olivia.
Dengan terkejut, Olivia segera bangkit berdiri dan tertunduk melihat laporan yang dibawa Pak Hendra.
"Deadline kita itu besok, Oliv! Masa laporan kamu baru setengah, selama ini apa yang kamu kerjakan?" Tanya Pak Hendra dengan mata melotot.
"Pak, Maaf.. anu," ucap Olivia terpotong.
"Gak terima maaf kamu! Kamu paham gak sih dengan konsep yang sedang kita terapkan? Kamu ngerti nggak?" Lanjut Pak Hendra mengoceh.
"Saya, paham Pak. Tapi itu, laporannya buk-" ucapan Olivia terpotong lagi.
"Apa sih kamu? Kamu bawaan siapa sih, sampai bisa masuk perusahaan ini? Jadi karyawan bodoh sekali!" Hardik Pak Hendra dengan jengkel.
Olivia hanya terdiam tanpa bisa membela diri, ia hanya tertunduk malu menerima ocehan Pak Hendra. Tiba-tiba seseorang menghampiri keduanya dengan santai.
"Pak, Maaf saya mencela. Tapi itu di cover laporannya, yang tertera bukan nama Olivia, Pak."
Sosok tersebut mengamati cover laporan tersebut. Pak Hendra juga segera menoleh ke arah sosok tersebut.
"Gak usah ikut campur dan sok tau, balik ke meja kamu!" Perintah Pak Hendra.
"Iya, tapi Bapak baca dulu dengan teliti, Pak. Itu nama yang tertera Irena Calista, bukan Olivia Laurent."