Usiaku 29 tahun saat itu. Itulah sebabnya aku langsung menerima Mas Ganjar saat dia menyatakan perasaannya dan berkata ingin segera melamarku. Dua puluh sembilan tahun, demi Tuhan! Teman SMA-ku saja sudah punya dua anak dengan anak pertama sudah duduk di bangku SMP. Yah, dia emang putus sekolah sih dulu. Ga lanjut kuliah. Udah kebelet kawin kalo kata temen-temen SMA dulu.
"Kamu kan udah 29 tahun, Mir," seperti biasa, Kanjeng Ibu membuka percakapan dengan prolog yang sudah kuhapal.
"Adek sepupumu sudah menikah semua lho. Udah pada punya anak..."
"Bu, mereka emang adekku tapi secara silsilah. Kan Ibu anak tertua di keluarga. Tapi tetep kalo secara umur, mereka lebih tua. Wajar lah kalo udah pada nikah," aku ngeles.
"Tapi kamu udah 29 tahun loh, Mir," kembali Ibu menekankan frasa dua-puluh-sembilan-tahun seolah itu adalah jawaban kuis di televisi yang bisa membuat presenternya berteriak "selamat, Anda mendapat dua juta rupiah dipotong pajak".