[Aku tadi sore ketemuan sama dia. Benar-benar enggak sesuai dengan ekspektasi, suaranya bikin candu, eh tapi pas lihat mukanya, canduku lenyap. Kalian tahu ‘kan kalau tipikal yang kusukai itu seperti apa. Muka-muka macam Tom Cruise gitu, atau kalau mau yang versi Asia, like Lee Min-ho, atau geser ke yang lebih muda Kim Taehyung. Lha, kalau yang tadi sore, aduh jauh banget, enggak sesuai dengan kriteria.]
Sarah kembali mengirimkan pesan berikutnya. Ia mengetik dengan sedikit penekanan pada layar ponsel, sebab hatinya masih sakit setiap kali mengingat Beno.
[Apa? Tom Cruise? Kejauhan Neng.] Lena langsung membalas dengan menyelipkan emoticon tertawa besar.
[Ini lagi, Kim Taehyung, kamu sepantaran emak die. Sama Lee Min-ho aja masih tuaan kamu.] Dania juga tidak mau kalah.
[Iya, aku ‘kan pernah bilang ke kalian.] Sarah membalas pesan chat dari kedua sahabatnya itu.
[Kapan? Udah lupa tu.] Lena masih setia menertawakan Sarah dengan menambahkan emoticon tertawa seperti tadi.
[Iya nich, udah pada tua, makanya ingatan juga tergerus gelombang.] Dania menambahkan.
[Ah, kenapa kalian pada bahas umur sih? Enggak asik banget jadinya.]
Sarah mulai sensitif. Dahinya mengernyit membaca balasan yang dikirimkan oleh Dania dan Lena. Ia berencana menyudahi saja chatting malam ini. Mereka sudah tidak lagi sama seperti yang dulu, setia mendengarkan curahat hati Sarah dengan seksama, tidak mengolok-olok seperti sekarang.
Ponsel terus saja berdenting, meski Sarah tidak lagi ikut andil. Ia telah menghidupkan lampu tidur, bersiap untuk memejamkan mata. Namun, ada sesuatu yang mengganjal di dalam dada.
Amanda. Ada apa dengannya? Biasanya wanita yang telah memiliki satu anak itu sangat rajin membalas, bahkan dia yang paling banyak mengirimkan pesan atau chatting spam yang kadang tidak digubris oleh Dania dan Lena.
Sarah menjadi sangat penasaran. Ia lantas kembali meraih ponsel, lalu mengetikkan pesan melalui jalur pribadi ke nomor Amanda.
[Kamu kenapa? Lagi sakit? Kenapa diam aja? Itu lihat Dania sama Lena ribut di grup, tumben kamu enggak eksis.] Tulis Sarah. Tak butuh waktu lama, pesan tersebut terkirim.
Tanda centang dua sudah berubah warna menjadi biru, status whatsapp Amanda saat ini juga sedang online. Tetapi kenapa dia tidak membalas pesan yang dikirimkan?
Beberapa menit berlalu, alarm tidur Sarah pun berbunyi. Waktu sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh malam. Tidak ada negoisasi untuk tetap membuka mata, Sarah bahkan sangat tegas dengan dirinya sendiri.
Gawai akhirnya diletakkan kembali ke atas nakas, setelah disetel dengan mode jangan ganggu.