Sepanjang malam, Sarah selalu terpikir akan hal yang dibicarakan dengan Indra tadi siang di Restoran Kuali Nona.
“Saya benar-benar sangat mencintai kamu, Sarah. Apakah kamu bersedia untuk menjadi kekasih saya? Mengisi kekosongan yang terjadi pada hati saya saat ini. Memberikan tempat teristimewa kepala saya, untuk dapat menjadi lelaki yang akan melindungi dan memperhatikanmu.”
Indra hanya meminta Sarah untuk menjadi kekasihnya. Tetapi Sarah menginginkan status lebih. Ia ingin melihat keseriusan dan keberanian Indra atas perasaan yang telah diungkapkan tersebut. Sehingga Sarah pun memberikan syarat kepada lelaki itu, memilih antara bertemu dengan Tante Mirna terlebih dahulu atau langsung menemui ayahnya untuk meminang.
Bagi Sarah, sudah tidak ada lagi waktu yang dapat dibiarkan untuk bersenang-senang tanpa jelas arah dan tujuan. Bukankah Indra juga sudah sangat matang. Lelaki itu juga sudah pernah bercerai dan memiliki anak.
“Saya akan menemui Tante Mirna terlebih dahulu, Sarah. Setelah itu saya akan datang ke Arosuka untuk meminangmu langsung kepada Papa dan mamamu. Saya benar-benar akan melakukan semuanya, agar kita bisa terus bersama. Supaya kamu yakin dan percaya, bahwa saya memang benar-benar sangat serius kepadamu.” Indra menjawab setelah hening beberapa saat, kala Sarah mengatakan hal yang ia inginkan tersebut.
Alarm tidur sudah berdering, tetapi mata Sarah masih enggan untuk terpejam. Ia tidak yakin sebenarnya Indra akan melakukan apa yang telah diucapkannya itu. Hanya saja, Sarah merasa sangat tersentuh dengan ekspresi dan kejantanan Indra saat menyatakan cinta kepadanya. Belum pernah ia melihat lelaki seserius itu ketika meluahkan perasaan mereka untuk Sarah.
Ponsel yang masih dalam genggaman berdenting kembali, Sarah tengah berbalas pesan dengan kekasihnya, anggap saja begitu. Walau belum ada jawaban pasti yang terucap dari bibir sang dosen terbang.
[Sarah. Apa kamu sudah tidur?]
Beberapa menit telah berlalu sejak pesan terakhir dikirimkan oleh Indra. Sarah belum membalas sama sekali. Ia malah lebih sibuk melamun dan meresapi rasa yang ada di dalam hatinya saat ini.
Gadis itu tersentak, lalu mulai mengetikkan balasan pesan yang sebelumnya, dengan menggeser layar pada pesan tersebut.
[Iya, Bang. Aku akan bilang sama Tante Mirna, kalau dalam minggu ini Abang akan datang ke rumah.]
Indra langsung mengirimkan pesan berikutnya.
[Saya sudah bicara dengan keluarga saya. Bukan maksud apa-apa, tetapi kamu tahu saya orang yang sangat sibuk. Saya ingin sebenarnya pergi ke Arosuka, hanya saja saya takut tidak akan sempat. Bisakah kamu mengatakan kepada papa dan mamamu untuk datang ke Padang akhir pekan ini? Keluarga saya telah sepakat, jika pada hari itu kami akan datang melamarmu.]
Perasaan Sarah sudah bisa digambarkan lagi. Tangannya sampai gemetar membaca pesan yang baru saja dikirimkan oleh Indra. Pesan ini seperti sebuah lelocun, guyonan saja, tetapi berhasil membuat jantung Sarah berdebar tidak karuan. Terlepas dari segala kecurigaannya kepada Indra akhir-akhir ini. Pertama kali, setelah puluhan, ratusan hingga ribuan purnama terlewati, seorang pria yang disukai menyatakan ingin melamar dirinya.
Sarah memutuskan untuk menghubungi langsung. Kali ini dijawab oleh Indra.