Balada Perawan Tua

Da Pink
Chapter #29

#29. Perselisihan

“Indra itu ‘kan sopir pribadi Beno, Sarah. Kebetulan sekali kemarin itu Beno datang ke rumah sakit mengantar ibunya untuk medical checkup. Bertemu dengan saya, kami ngobrol sebentar dan … ya, dia iseng mengatakan hal ini. Sebab saya tahu kamu adalah sahabat Lena, saya coba beritahu Lena yang sempat terkejut. Ternyata kamu tidak memberitahunya.”

Masih terngiang-ngiang jawaban yang dilontarkan oleh Rama tadi sore. Indra adalah sopir Beno. Lagi-lagi, gadis itu merutuki kebodohannya sendiri. Padahal semua bukti sudah mengarah kepada fakta ini, tetapi masih bisanya ia terkecoh hanya karena sandiwara cinta yang dimainkan oleh Indra, CEO gadungan itu.

Rasanya tidak kuat menahan ini sendiri. Sarah pun sudah membuka ruang chatting di grup whatsapp Ratu Sejagad. Ia ingin meluahkan segala isi hati kepada sahabat-sahabatnya.

[Hai, guys. Maaf ganggu kalian malam-malam. Aku enggak bisa menahannya sendirian. rasanya sakit sekali. Ternyata Beno benar-benar tidak main-main ingin menghancurkan aku.] Sarah mengakhiri dengan menyelipkan emoticon berurai air mata.

[Sarah, aku minta maaf. Semua ini enggak mungkin terjadi jika saja aku nggak biarin Bang Fathan kasih nomor kamu ke Beno.]

Amanda segera merespon. Di antara ke tiga sahabat Sarah, hanya perempuan yang telah memiliki satu anak itu yang paling merasa bersalah. Dari dirinya dan suami perkara tersebut bermula. Seandainya saja … ah, tetapi semua sudah terlanjur. Tidak ada yang perlu disesali. Hanya saja, setiap kali Sarah mengeluh perihal peristiwa menyedihkan yang dialami karena Beno. Rasanya seolah-olah semua telunjuk mengarah kepada Amanda.

[Kali ini aku enggak mau membahas soal siapa yang salah, Man. Aku hanya ingin kalian mendengarkan curahan hatiku. Aku juga salah, seandainya dari awal aku kasih tahu soal kedekatan dengan Indra, setidaknya fakta kalau Indra itu sopirnya Beno akan lebih cepat terungkap.]

Sarah membalas sambil meneteskan air mata. Gadis yang kuat itu akhirnya tercabik-cabik jua. Ia hanya tidak menyangka, jika Beno akan sebegitu mendendam kepada dirinya.

[Sarah, yang sabar, ya. Semua ini pasti akan segera berlalu. Sebentar lagi juga siapa tahu akan datang sesosok lelaki baik yang sesuai dengan kriteria kamu. Menyatakan rasa lalu segera meminangmu ke Papa dan Mama. Siapa tahu ‘kan?] Lena segera mengirimkan balasan yang bermaksud hendak membesarkan hati sang sahabat.

[Iya, Sarah. Aamiin. Aku rasa sakit ini adalah pintu gerbang menuju kebahagiaan yang hakiki.] Amanda menambahkan.

Sarah sampai sesenggukan membacanya. Ke dua orang ini sangat baik kepadanya. Apa yang mereka katakan benar-benar telah mampu menghibur hati Sarah yang tengah hancur,

[Halah. Kalau dia enggak bisa jaga ucapan, lagaknya tetap songong, berasa yang paling bener. Jangan harap bakalan ada cowok yang mampir.]

Di kala keretakkan hati Sarah tengah diperbaiki oleh Amanda dan Lena. Dania justru datang menghancurkannya kembali. Terlihat jelas betapa sakit hatinya Dania terhadap ucapan Sarah malam itu.

[Nia! Kamu kok bicaranya kayak gitu?]

Lihat selengkapnya