Balada Perawan Tua

Da Pink
Chapter #33

#33. Pahit Di sela Rasa Manis

Keesokan harinya, Sarah sengaja menghubungi Ali yang nomornya didapat dari kartu nama di novel itu. Gadis tersebut sudah meyakinkan diri, bahwa ia hanya akan berurusan untuk mengembalikan novel yang ada di tangannya saat ini. Tidak akan ada hal lain yang hendak dilakukan.

[Dokter Ali. Ini saya Sarah. Saya ingin mengembalikan buku yang saya pinjam. Di manakah kita bisa bertemu?] Begitulah isi chatting yang terkirim ke nomor Ali.

Tak menunggu waktu lama. Ali pun menghubungi. Sepertinya sang dokter tidak punya waktu untuk mengetikkan pesan balasan.

Sarah menjawab telepon masuk tersebut dengan gugup. “Hallo.” Suaranya pun sedikit diperlembut. Entah apa maksud dari semua itu.

“Assalamualaikum, Sarah.” Lelaki di seberang terdengar sangat bersemangat.

“Waalaikumsalam, Dok.”

“Saya sudah selesai bertugas. Pasien juga tidak ada lagi. Jika kamu tidak keberatan, saya ingin mengajak makan sore menjelang malam. Apa kamu bisa?” Masih dengan semangat yang membara, Ali tak segan mengajak Sarah untuk makan bersama.

“Hem.” Gadis yang diajak pun sampai tidak tahu harus menjawab apa.

“Kalau begitu saya tunggu kamu di warung pangsit yang ada di kilo meter 55 itu, ya. Tahu ‘kan tempatnya, yang rame itu.”

Tanpa mendengar persetujuan dari Sarah, Ali langsung saja menetapkan lokasi yang ingin dia kunjungi. Kelopak mata gadis itu sampai berkedip beberapa kali, saking tidak percaya dengan hal yang baru didengar. Seorang pria yang berprofesi dokter mengajaknya makan di warung pangsit biasa. Jauh sekali bedanya dengan CEO gadungan yang sanggup mentraktir makan di restoran yang cukup mahal.

“Sarah. Saya akan menuju ke sana. Kalau kamu memang ingin mengembalikan buku. Bisa susul saya, ya.”

Sarah tersentak, “Iya, Dok. Saya akan susul ke sana.”

“Oke. Saya tunggu, ya. Kamu mau makan mie ayam atau bakso? Biar saya pesankan dulu, takutnya nanti menunggu lama. Di sana selalu rame.”

“Eng—boleh deh, bakso beranak kalau ada.” Gadis yang saat ini tengah menganakan seragam KPID-nya tidak ingin melewatkan kesempatan. Sudah cukup lama tidak makan di tempat seperti itu. Ramai dan pengap, itu sudah pasti, tetapi rasanya memang sangat lezat sekali.

Sepanjang perjalanan, Sarah hanya bisa tertawa tidak karuan. Ada-ada saja jenis manusia yang ia temui. Sepertinya Ali bukan orang suruhan, eh tapi belum pasti juga. Meskipun ia memang mengenakan jas dan berpenampilan layaknya  seorang dokter. Siapa tahu dia hanya menyamar?

Lihat selengkapnya