Sesuai dengan janjinya. Ali memang datang tanpa menyempatkan dulu untuk pulang dan mandi. Ia juga lupa membawa baju ganti, setidaknya bisa menumpang mandi di rumah sakit sebelum datang menjemput Sarah.
Selepas salat Isya, Ali pun sampai di rumah Sarah. Ia menghidu pakaiannya di bagian ketiak, jangan sampai tercium aroma yang tidak mengenakkan. Ternyata aman, wanginya masih stabil. Bekerja di rumah sakit tidaklah menyebabkan produksi keringan berlebih, sehingga mandi ataupun tidak, Ali tetaplah wangi.
Tante Mirna menemani Ali sementara Sarah masih mengenakan pakaian.
“Terima kasih, ya, Dokter Ali. Sudah memberikan kebahagian untuk Sarah. Semoga niat baik dan tulus Dokter dipermudah oleh Allah.”
Ali mengangguk dan mengucapkan terima kasih juga kepada Tante Mirna, karena telah begitu baik memberinya peluang untuk bisa mendekati Sarah. Sebagai lelaki, ia juga sangat ingin segera memperistri Sarah. Perasaan yang ada di dalam hatinya kian hari bertambah besar. Tidak bisa dihentikan, bagaimanapun Beno memintanya untuk menyudahi.
“Saya janji akan menjaga Sarah dengan sebaik-baiknya, Tante.”
Tante Mirna mengangguk. Ia terlihat sangat percaya kepada Ali. Pembicaraan pun disudahi setelah Sarah keluar dari kamar dan bersiap untuk pergi makan malam bersama dengan kekasihnya.
“Kami berangkat dulu, Tante. Assalamualaikum.” Ali mewakili Sarah berpamitan kepada Tante Mirna. Hal ini membuat nilai plus-nya semakin bertambah saja di mata salah satu pihak keluarga Sarah.
“Iya, kalian hati-hati di jalan. Pulangnya jangan malam-malam, ya.”
Mereka mengangguk serentak, sebelum akhirnya masuk ke dalam mobil lalu melaju meninggalkan rumah.
Di perjalanan, ponsel Sarah berdenting. Dahi gadis itu bertaut setelah melihat nomor yang masuk tak tersimpan di dalam kontak. Tak menunggu lama, Sarah pun membuka pesan di aplikasi whatsapp-nya.
[Hallo, Sarah. Semoga saat ini kamu masih baik-baik saja. Ada satu hal yang perlu kamu ketahui tentang lelaki yang sedang bersamamu. Dia adalah salah satu dokter mesum yang pernah bermasalah di tempat kerja lama. Sehingga ditarik kembali ke pusat. Banyak sekali wanita yang telah menjadi korbannya. Bukan hanya dari kalangan pasien, perempuan-perempuan lain yang ia kenal luas pun sudah habis digerayanginnya. Saya hanya ingin mengingatkan supaya kamu berhati-hati. Kamu tidak begitu tahu siapa dia, tetapi dengan mudahnya percaya, bepergian berdua saja. Jagalah diri dan kehormatanmu, jangan sampai menyesal di kemudian hari.]
Sarah melirik Ali dengan ekor mata. Lelaki itu tampak fokus ke arah jalan sambil bersenandung sesekali mengikuti lagu yang tengah ia putar di mobil.
Otak gadis itu terus berpikir. Mencoba menyatukan berbagai peristiwa yang kemungkinan dapat dijadikan kesempatan oleh Ali untuk berbuat mesum kepada dirinya. Nyatanya lelaki itu tak pernah ingin melakukan hal jahat sama sekali. Dokter ini juga paham batasan. Tidak mungkin Ali adalah seorang dokter mesum.
Ah, apa karena dia bekerja di bagian SpOG, sehingga orang ini berpikir kalau Ali adalah dokter mesum? Sarah berdecak pelan. Ia tidak percaya dengan apa yang telah dikatakan oleh orang tidak jelas ini. Gadis itu akhirnya mengabaikan saja, kemudian memasukkan kembali ponsel ke dalam tas kecil yang sedang ia kenakan.