Balada Perawan Tua

Da Pink
Chapter #45

#45. Pesan Kaleng

Jam kerja akan berakhir dalam satu jam ke depan, tetapi Sarah sudah sangat tidak sabar rasanya. Ia ingin mengunjungi Ali ke rumah sakit. Lelaki itu meminta bantuan kepada Sarah untuk mengambilkan pakaiannya yang dicuci di laundry langganan. Sang dokter tidak sempat mengambil, sebab hari ini pasien sangat banyak. Pun dia juga ada jadwal operasi malam ini. Sementara pakaian kerjanya sudah tidak ada lagi.

Sebagai calon istri yang baik, Sarah dengan senang hati melakukan. Ia akan mengantarkan pakaian itu ke rumah sakit, sekalian membelikan makanan untuk kekasihnya. Ali pasti sangat lapar sekali, begitulah yang terpikir di dalam benak. Meski sebenarnya yang terjadi, tak pernah sekalipun kekasihnya itu dibiarkan tak makan oleh para penggemarnya di rumah sakit tersebut.

Sarah sampai di tempat kerja Ali sekitar pukul setengah enam, setelah mengambil pakaian sang dokter, pun singgah membelikan sekotak pizza di restoran terdekat. Ia sengaja menunggu Ali di taman masjid tempat mereka pertama kali bertemu, sebab lelaki itu pasti akan ke sana di jadwal salat. Kebetulan sekali Sarah sedang tidak salat sehingga ia merasa akan dapat menunggu tanpa kecolongan sedikit pun.

Benar saja, tepat saat azan terdengar, Sarah pun langsung menemukan sosok yang ditunggunya. Si Pria yang penuh pesona pun berjalan tergesa menuju masjid. Ketika melihat Sarah, ia pun mendekat.

“Kenapa kamu di sini? Enggak salat?” tanya Ali sambil tersenyum lebar.

“Aku lagi halangan.”

Pria tampan itu mengangguk. “Udah lama?”

“Lumayan.” Sarah tidak enak berbicara di sela azan. “Aku bawa baju dan makanan buat kamu. Aku tunggu di sini, ya.”

“Eh, jangan. Enggak enak dilihat. Tolong pindahin aja ke mobilku. Ini kuncinya. Kamu pencet aja remote-nya.” Ali pun langsung berlalu setelah mengucapkannya. Ia juga tidak enak berbicara terlalu lama.

Gadis itu tersenyum senang. Ali sudah sepercaya ini kepadanya. Langkah pasti membawa raga itu ke posisi mobil sedan silver milik sang kekasih. Ternyata tidak terlalu jauh dari lokasi parkir mobil miliknya. Sarah mengambil pakaian Ali dan makanan yang sudah ia belikan di mobil, lalu memindahkannya ke kendaraan milik dokter itu.

Sesuai dengan apa yang sudah dikatakan oleh Ali, agar menantinya di dalam mobil, Sarah pun melakukannya. Ia sengaja menghidupkan mesin kendaraan tersebut untuk menyalakan pendingin. Sembari menunggu, Sarah membuka ponsel, melihat-lihat sosial media miliknya.

Baru juga aktif di whatsapp, pesan dari nomor lain yang tak dikenal kembali mampir ke ruang chatting­-nya. Gadis itu segera membuka.

Lihat selengkapnya