Bu Ayusita dan Pak Darta sudah sampai di Padang sejak subuh. Mereka bahkan segera menuju rumah sakit langsung dengan mobil travel yang biasa membawa penumpang, dari Arosuka atau daerah Solok menuju Padang.
Orang tua mana yang takkan panik mendengar kabar kecelakaan yang dialami oleh sang anak. Terlebih menurut informasi yang didapat kondisi yang menimpa anak mereka sempat tidak sadarkan diri. Begitu pula yang saat ini dirasakan oleh Bu Ayusita dan Pak Darta. Sejak tadi malam mereka sangat tidak sabar untuk segera datang ke rumah sakit tempat Sarah dirawat.
“Mirna, bagaimana keadaan Sarah?” Ketika melihat Tante Mirna yang menanti di depan rumah sakit, Bu Ayusita segera menyongsong dengan wajah yang teramat pias.
“Alhamdulillah sudah bangun lagi, Uni. Semalam sempat sadar, lalu saya suruh istirahat lagi. Subuh ini wajahnya udah agak cerah nampaknya.”
Bukan main leganya perasaan mama dan papa Sarah mendengarnya. Mereka telah datang dari jauh, satu jam lebih perjalanan yang ditempuh untuk sampai ke tempat anaknya dirawat. Mendengar keadaan Sarah sudah mulai membaik, orang tua Sarah pun mengucap syukur yang tiada henti.
“Sarah … alhamdulillah kamu baik-baik aja, Nak. Mama sampai enggak bisa tidur mikirin kamu.” Bu Ayusita langsung mengejar anaknya ketika pintu terbuka. Lena yang baru saja akan pulang setelah Rama mendatanginya di ruangan perawatan Sarah, terkejut mendapati mama dan papa sahabatnya itu datang. Tante Mirna tidak meninggalkan pesan ketika menjemput orang tua Sarah di depan, sebab perempuan itu tengah salat Subuh.
“Mama sama Papa sudah sampai?” Lena mendekati sembari menyalami ke duanya. Ia lalu berpamitan kepada Tante Mirna juga, diikuti oleh Rama. Mereka sempat berkunjung ke Arosuka setelah menikah tahun lalu. Orang tua Sarah tidak mungkin lupa dengan mereka, terlebih Lena yang fotonya saja ada di dalam album wisuda Sarah.
“Lena, Nak Rama. Terima kasih banyak sudah menemani Sarah di sini.” Bu Ayusita memeluk Lena dengan hangat. Teman-teman Sarah sudah seperti anak mereka sendiri, rasanya bahkan tidak ada beda.
“Iya, Ma. Kebetulan Mas Rama jaga malam di IGD. Jadi, pas dapat kabar, Lena segera saja menjemput Tante Mirna untuk ke sini. Amanda sama Dania juga udah dikasih tahu, paling mereka nanti datangnya.”
Bu Ayusita kembali mengangguk. Ia sangat bersyukur anaknya memiliki sahabat-sahabat yang baik seperti Lena, Amanda, dan Dania. Pertemanan mereka sangat awet hingga bertahun lamanya.
Setelah Lena dan Rama pulang. Bu Ayusita pun meminta Mirna juga pulang ke rumah.
“Kamu harus istirahat. Biar Uni dan Uda saja yang menjaga Sarah di rumah sakit.”
Tante Mirna sebenarnya juga ingin ikut menjaga, tetapi hari ini ia harus menyiapkan pesanan kue sebanyak lima buah yang akan dijemput oleh tetangga sore nanti.