Saya tidak tahu, apa yang menjadi bahan kerja otak saya?. Mengapa ada banyak hal yang saya tidak ketahui?. Bingung dan sudah tidak mengenal diri sendiri pun jadi permasalahan yang sering keluar masuk beban stres saya saja. Atau justru karena terlalu takut untuk melihat diri sendiri membuat saya berjalan mundur. Tetapi itu murni kesalahan saya karena terlalu bertekad pada satu hal dan mengabaikan perihal lainnya, yang pada akhirnya membuat semua terbengkalai juga.
Aneh memang, tetapi sungguh saya tak mengenal baik diri sendiri ini. Dan saya pun sering bertanya.
Siapakah jiwa dalam raga ini?
Siapakah saya?
Saya orang awam yang hanya berjalan ditempat. Tanpa mau memberikan ruang pengetahuan baru dan tanpa mau tahu dunia luar sana berkembang. Melihat tempurung sendiri yang terlihat jauh lebih nyaman dan tak mau lagi menggubris apapun yang bukan lingkupnya. Mungkin itu dampak adaptasi saya berkenaan dengan lingkungan saya, yang sebenarnya adalah perilaku bodo amat.
Saya yang dulu perasa bahkan cengeng tetapi mungkin lagi-lagi saya yang selalu dipermainkan oleh kenyataan menjadikan hati saya mati tak berasa. Dan dari perkara-perkara hidup dulu dan sekarang itulah yang membuat saya jatuh di jurang hitam pikiran saya yaitu apatis. Trauma dengan hal kecil-kecil yang menjadikannya tiada dengan segala tekad yang dibangun untuk tak mengenalnya lagi.
Jujur saya kagum melihat banyaknya orang yang menggenggam jati diri mereka. Sedangkan saya, bertahun-tahun masih terombang ambing dalam kekalutan saya mengenai apa yang disebut kehidupan. Saya kehilangan arah dan ingin kembali membawa peta hidup yang akan menuntun saya kepada jalan yang seharusnya saya langkahkan kaki dan pikiran ini. Saya ingin hidup bukan untuk saat ini saja, tetapi untuk masa depan saya yang masih menggantung. Menunggu saya untuk berusaha maju dari terjebaknya saya dalam pemikiran sendiri.