Blurb
"Orang miskin kayak kita mana boleh punya mimpi, cita-cita itu hanya untuk si kaya. Kamu itu cuman harus bekerja dan dapat uang." Ucap ibu Arin.
Memang salah si miskin punya cita-cita? Itu pertanyaan yang selalu ada dibenak Arin. Gadis 16 tahun itu bermimpi untuk menjadi seorang ballerina, dan Ibunya tentu saja tidak setuju. Dengan bersusah payah ia mendapatkan beasiswa disekolah yang bisa mendukung mimpinya. Namun, Arin sadar setelah bersekolah di sana. Memang hanya si kaya yang berhak punya cita-cita. Tanpa privileg semua mustahil.
Kenapa Arin jadi berfikir demikian?
Akankah ia tetap mampu menjadi seorang ballerina?