Ku langkahkan kaki menuju MRT untuk aku pergi ke tempat kerjaku, hitung hitung olah raga aku sengaja tidak naik kendaraan online, supaya aku bisa mengirit juga karena ongkos lumayan cukup mahal.
Saat ini aku harus memperhitungkan semua pengeluaranku, kemarin kemarin aku dapat dari Basha dan Sindi , merekalah yang memberi aku makan. Basha yang antar jemput aku bekerja , jadi aku jarang mengeluarkan uang.
Aku harus benar benar menghemat karena saat ini gajiku belum bisa aku terima full, biaya diklat yang aku ikuti dibayar oleh gajiku selama 4 bulan , tapi aku masih bisa mendapatkan uang saku yang bisa aku kirim buat Sinar dan Zila.
Sore ini aku pulang langsung membeli sayur sayuran buat aku simpan, setiap hari aku akan masak supaya aku masih bisa tetap punya uang dari uang saku yang ku terima untuk Sinar dan Zila.
Aang seperti biasa menanyakan khabar padaku, untunglah aku merasa lega juga dengan tidak ada Basha , aku merasa bingung jika ada Basha di dekatku. Sementara Basha menganggap aku adalah teman spesialnya sedangkan aku sendiri menggap Basha adalah sahabat tidak lebih dari itu.
Sampai rumah kudapati chatt dari de Sinar.
Sinar : Ibu sedang sibuk? dede mau telp
Hana : iya de, ibu akan telp Dede
Ku telp de Sinar ,aku kaget mendengar de Sinar menangis tidak pernah ku dengar de Sinar menagis seperti ini
Hana : ade kenapa nangis ? Ada apa nak?
Sinar : teteh ibu.
Hana : kenapa dengan teteh sayang?
Sinar : teteh masuk rumah sakit dan sekarang koma ibu. Teteh harus masuk ruang ICU
Hana : innalilahi . Kenapa de?
Akupun langsung menangis , berita seperti di sambar petir aku sangat bingung dan terua menanyakan khabar zila.
Ku kontak kakakku untuk bisa dampingi de Sinar di rumah sakit. Kakakku langsung begegas menuju rumah sakit.