Masa liburan sudah mulai dilaksanakan, banyak orang tua yang tidak pada sekolah, mungkin karena anak anaknya libur para orang tua bersama anak anaknya atau dibawa berlibur bersama keluarganya.
Waktuku disekolah orang tua jadi agak santai tidak terlalu capek, ku jadikan moment ini untuk tetap latihan dan aku terus mengamati serta praktekkan langsung setiap ilmu yang kudapatkan . Aku pulang akan coba membuat konsep Sekolah orang tua di Indonesia.
Ku dengar berita ada virus baru menyerang kota Wuhan China, jadi perbincangan hangat di Singapore , Virus tersebut hampir sama dengan virua yang pernah menyerang Singapore juga yaitu Sars . Setiap hari terus menjadi berita paling di nantikan seperti apa perkembangannya, bagaimana cara penularannya semua masih tanda tanya.
Pemerintah Singapore mengumumkan telah masuk virus yang sama dengan Corona telah menyerang warga Singapore yang dimungkinkan tertular dari Wisatawan China yang sedang melancong di Singapore.
Dengan cepat hitungan hari yang terkena virus makin bertambah . Singapore menjadi negara pertama di ASEAN yang terkena virus corona.
Kami semua sudah mulai agak agak cemas, pengalaman penangan virus Sars untuk negara Singapore waktu itu terbilang sukses. Pemerintah Singapore belajar dari pengalaman virus Sars membuat beberapa skema supaya tidak terjadi penularan.
Wisatawan dari kota Wuhan sudah mulai tidak diperkenankan untuk datang ke Singapore.
Awalnya , Singapora berada berada pada status kewaspadaan berwarna kuning yang berarti ada penyebaran wabah penyakit.
Setiap hari aku dalam kecemasan, Sindi menelponku tidak akan pulang dulu ke Singapore sampai Singapore netral. Begitupun dengan Basha, keluarga Basha melarang Basha untuk ke Singapore kembali.
Akupun jadi sendiri terus dirumah dengan rasa cemas yang terus di rasakan .
Namun data kasus baru setiap hari meningkat saja. Perdana mentri Singapore mengumumkan negara dalam keadaan Orenge artinya harus hati hati, virus ini sudah menyebar ke masyarakat.
Dengan pengumuman tersebut masyarakat banyak yang panik, mereka takut seperti kota Wuhan yang sudah mulai di lockdown.
Toko toko di serbu , aku kaget ketika masuk salah satu toko sampai antrian panjang dan barang barang sudah banyak yang habis.
Kebutuhan pokok disetiap minimarket dan toko toko hampir semua habis. Alat alat kebersihan seperti tisue pun habis di borong.