Namaku Hana Aninda , aku dilahirkan di kabupaten Garut Jawa Barat, tidak terasa air mataku tiba tiba terus mengalir , orang orang yang duduk dekat denganku di kereta Ekonomi jurusan Padalarang - Cicalengka memandangku , pandangan mereka bingung kenapa aku menangis.
Ku seka air mataku tetap saja masih beruarai, untunglah aku duduk dekat jendela pandanganku ku alihkan ke luar kereta supaya mereka tidak melihatku sedang menangis. Terus ku usap air mataku , ku usahakan tetap kuat meskipun air mataku terus mengalir. Aku tidak mau orang orang bertanya kenapa aku menangis. Aku tidak mau harus bercerita kepada orang yang bertanya apa alasanku menangis.
Ku kuatkan hati sambil terus berkata dalam hati, Ya Allah kuatkan hati hambamu Ini , ku ingat kedua anakku yang masih kecil, Zia dan Sinar . Ku alihkan fikiranku pada kedua putra putriku, ku ingat senyuman mereka dan celotehan mereka membuatku lebih tenang, tidak terasa aku tertidur di kereta , ketika bangun ku lihat di luar tulisan Statsiun Gedebage .
Aku siapkan untuk turun dua statsiun lagi akan kulewati untuk sampai di statsiun cicalengka. Badanku agak nyaman ketika tadi bisa tidur sebentar di kereta api.Ku lihat di kaca kereta api mataku sangat sembab , ku cari masker kain di tasku yang biasa selalu aku simpan ditasku, jaga jaga ketika aku membutuhkan . Kupakai masker dan terlihat hanya mataku yang bengkak karena sudah menangis.
Perjalanan menuju rumah masih harus aku lewati sekitar 1,5 jam lagi. Kereta yang kutumpangi sampai di statsiun cicalengka , aku bergegas turun untuk mencari angkot yang jurusan ke Nagreg karena sangat terbatas ada angkotnya. Jika kita terlambat dan angkot itu sudah penuh kita tidak akan ada angkot lagi dan aku harus berjalan sekitar setengah jam untuk dapat angkot yang menuju warung lahang atau aku harus mau sabar menunggu sekitar 1 jam untuk angkot berikutnya.
Alhamdulillah aku dapat meskipun aku harus duduk di dekat pintu dengan bangku tambahan yang disediakan bapak supir. Tidak apa, fikiranku yang terpenting aku bisa cepat cepat pulang ketemu anak anak untuk memeluk mereka.
Sampailah aku di warung lahang , ku berhenti di situ dan menunggu bis yang jurusan ke Garut. Aku lebih nyaman dengan memakai bis brand langgananku, karena sudah ada biaya standar ongkos dari pihak manajemennya, tinggal aku lihat di daftar harga yang di tempel di bis itu.
Karena jika bis lain harga ongkos suka berubah ubah senyamannya para kondektur saja . dan aku tidak tahu standar ongkos bis mereka. Makanya aku nyaman pakai bis yang sudah biasa aku pakai.
Sudah lima belas menit aku berdiri dipinggir jalan untuk menunggu bis yang aku tumpangi. Kulihat waktu menunjukan pukul 18.00 wib. Sholat maghribku selalu saja ku lakukan di bis atau ku jamak takhir nanti ketika sampai dirumah. Jam 18.15 wib baru kudapatkan bis , sekitar setengah jam aku menunggu.
Alhamdulillah aku dapat kursi tempat duduk, pikiranku terus melayang dan memikirkan apa yang tadi kulihat sebelum aku naik kereta . Tak terasa air mataku berderai kembali. Laju bis menuju Garut ku ikuti dengan deraian airmata, untunglah aku duduk sendirian jadi tidak ada teman di sampingku .
Aku tertidur pulas, dan aku terbangun karena kaget, ketika kondektur bilang " Siap siap yang turun di Tarogong" aku langsung bergegas jalan menuju pintu depan bis itu.
Setelah turun Alhamdulillah ojeg langgananku sudah menunggu. Dan dia bilang pakai bahasa daerah " Ibu! motorna ku abdi di simpen payuneun sakola " , dalam bahasa Indonesia: Ibu! motornya saya simpan di depan sekolah, aku berjalan menuju tempat yang di arahkan emang ojeg langganannku . Sekitar setengah jam perjalankun dari tempat pemberhentian bis naik ojeg menuju rumahku .
Ku lihat sudah jam 19.48 wib . Aku turun dari ojeng sambil bilang. " Emang, hatur nuhun "dalam bahasa Indonesia "paman, terima kasih". " Enjing tabuh 4 subuh ibu dijemputna" ,"besok jam 4 subuh jemput saya". " Muhun bu" , jawab emang tukang ojeg.
Bergegas aku ingin cepat masuk rumah. Ku ketuk pintu dan ku bilang " assalamualikum" ku dengar anakku zila jawab, "Waalikumsalam" sambil ku dengar dia bilang "ibu udah pulang" Ku buka masker yang kupakai . Zia ku langsung mengecup tanganku dan aku langsung peluk, sambil bilang " teteh gimana hari ini? Ku cium pipinya , "teteh seneng hali ini , teteh baik hali ini, dede teteh jagain" itulah jawaban Zia yang belum bisa jelas menjawab dengan huruf "r" menjadi "l", aku bilang teteh Zia hebat udah jagain ade .
"Ibu bawa oleh oleh buat teteh".
ku keluarkan barang bawaan yang tadi ku beli dari tas ranselku untuk dibuka oleh anakku zia . Dia senang dan begitu asik setelah mendapat oleh oleh dariku , setelah itu aku cium tangan ibuku.
Ibu tersenyum melihat Zia asyik dengan barang barang yang aku belikan. Makanan kesukaannya serta alat alat mandi saja yang bisa aku bawa.
Mah, gimana dede Sinar hari ini? Kutanya pada ibuku. Dede sehat lagi tidur tadi agak rewel sedikit. Ibuku bilang kamu pasti capek.
Mandi, istrirahat dulu terus makan . Sambil melihat matakku yang bengkak. Beliau sepertinya tahu apa yang anaknya rasakan namun karena aku baru pulang kerja ,beliau tidak ingin bertanya . Sebelum aku mandi aku masuk kamar, kulihat bayi mungilku de Sinar yang baru berumur 3 bulan. Ku cium pipinya dan aku bergegas mandi.
"Sudah emah siapkan air hangat , jangan mandi pakai air dingin, nanti de Sinar bangun minta susu biar stabil suhu badannya, minum susu hangat dulu sebelum mandi , supaya tidak masuk angin". Ibuku berkata padaku. Ku jawab "iya"pada ibuku. Setelah minum susu dan mandi aku bergegas ganti baju dan sholat Isya, takut de sinar bangun dan aku harus menyusui. Benar saja setelah beres sholat Isya de sinar bangun dan ku gendong di bawa ke ruang keluarga.