Bujang berjalan keluar rumah saat masih tinggal di daratan sumatera. Bujang keluar rumah tanpa menggunakan alas kaki atau pelapis kaki lainnya. Saat itu di rumah bujang baru saja terjadi hujang yang cukup membasahi pohon serta halaman rumahnya. Ia perlahan berjalan pelataran rumah menuju jembatan di seberang jalan besar.
"Bujang, mau kemana kamu?!" Tanya Bunda dengan nada tinggi (bunda adalah ibu dari bujang). "Bujang hati-hati kalau berjalan, karena halaman rumah kita licin dan banyak kerikil tajam". Bujang menengok ke belakang sambil menjawab bunda "Bujang mau duduk di jembatan rumah untuk menunggu teman-teman menuju lapangan bund". Bujang melanjutkan perjalanan dengan berhati-hati dan menunggu teman-teman untuk bermain bersama di lapangan desa setempat.
Sambil menunggu teman-teman datang, bujang mengisi waktu dengan bersenandung yang tidak diketahui lagu serta liriknya. Sesaat ia melihat ke arah kanan di aliran air bawah jembatan. Ia melihat ada sesuatu yang menarik dan memiliki warna yang cantik.