Tepat setelah sehari kematian Karto, Kasih mendapat kabar bahwa operasi Petrus atau Penembak Misterius, resmi dihentikan karena kecaman dari media internasional dan telah melanggar HAM berat menjadi hal utama diberhentikannya operasi peradilan jalanan ini. Sudah 3 tahun lamanya operasi ini berjalan dan mendapatkan hasil yang signifikan. Angka kriminalitas di Indonesia menurun drastis.
Juna sudah jujur tentang rahasia ayahnya yang seorang anggota TNI. Awalnya Kasih kecewa karena Juna sudah lama merahasiakan ini darinya. Tetapi bagaimanapun, kejadian ini sudah berlalu. Kasih hanya bisa memaafkannya saja dan melanjutkan hidup dengan kenyataan itu.
Menurut Komisi untuk orang hilang dan tindak kekerasan atau Kontras, ada ratusan orang yang tewas dan luka-luka selama operasi Petrus ini. Pada tahun 1983 ada 532 orang tewas dan 367 tewas karena luka tembak, kemudian pada tahun 1984 ada 107 orang meninggal dunia, sementara pada tahun 1985 ada 74 orang tewas dan 28 di antaranya tertembak. Belum lagi korban yang dibunuh jauh dari tempat asalnya dan dibuang di sembarang tempat contohnya di masukkan ke dalam luweng grubug.
Lebih parahnya lagi, dari jumlah ratusan itu, ada pula korban salah target karena mempunyai nama yang sama dengan nama target yang ada di dalam daftar.
Meski operasi Petrus sudah diberhentikan, namun gelombang kecaman, khususnya untuk Soeharto tidak berhenti begitu saja. Di tengah banyaknya korban dan saling silang pendapat antar tokoh politik, Petrus pada akhirnya menjadi perhatian dunia internasional.
Hidup tetap terus berjalan dan Petrus menjadi sejarah bagi banyak orang.
***