"Semut-semut hitam berjalan berbaris.
Dan, ranting pohon yang dulunya tumbuh bersama kemudian patah."
Semut-Semut Hitam di Kantin Sekolah
Ini ingatanku pada tahun 2004 di kota Banjarmasin. Semut-semut hitam berjalan berbaris di meja kantin sekolah, terlihat sangat rapi. Banyak tumpukan piring dan gelas kotor yang Paman Ino ambil dari meja ke meja. Aku hanya bisa melihati paman mondar-mandir. Sesekali juga ingin membantu, tapi paman selalu melarangku.
Paman menuju meja tempatku duduk.
“Dek Sega, nanti kalau makannya sudah selesai, Dek Sega tidak usah bayar. Kalau Dek Sega mau makan di sini, makan saja sepuasnya,” paman berkata dengan senyum lalu tertawa.
“Benar nih Paman?” tanyaku tidak percaya.
“Benar," kata paman dengan senyumnya sambil menganggukkan kepala.
“Kalau Robi bagaimana Paman gratis juga ya?” tanya Robi yang juga duduk di bangku satu meja makan denganku.