"Daun-daun kering begitu rapuh ketika disentuh,
begitu ringan ketika terbawa angin,
begitu ribut ketika diinjak.
Namun terasa sangat sedih bunyinya.
Ketika dia yang menginjaknya.
Entah Kenapa."
Balon, Angin dan Daun-Daun Kering
Ini cerita ingatanku pada tahun 1998 di kota Banjarmasin.
Ampi dan aku bermain di taman bermain sekolah TK saat itu. Kami berlari dan saling kejar-kejaran berdua. Sesekali menaiki ayunan, perosotan dan permainan lainnya. Walaupun kami bukan anak TK lagi, kami masih suka bermain di sana.
“Balon-balon,” kata penjual balon yang tiba-tiba lewat bersepeda di jalan.
“Bagus ya Yah balonnya.” Ampi melihati penjual balon yang lewat tadi.
“Ampi mau?” tanyaku menatap Ampi
“Iya,” sahut Ampi lalu menganggukan kepalanya.
“Baiklah, ayah akan membelikannya untuk Ampi,” sahutku, lalu aku berlari dan memanggil paman penjual balon itu.
“Paman Hardy ....”