Ingatan Ampi
Namaku Ampi, dan di sini aku akan cerita tentang ingatan-ingatanku sejak tahun 1997.
"Rindu itu ringan.
Saking ringannya rindu selalu melambung,
sangat tinggi,
lalu menghilang.
Jauh tidak tergapai."
Ayahku
Ini cerita tentang ingatanku pada tahun 1997 di kota Banjarmasin.
Aku bermain di taman bermain sekolah TK, bersama temanku. Dia adalah teman satu TKku, namanya Naima. Waktu itu bukan waktu istirahat, tapi waktu pulang sekolah sebenarnya. Karena ayahku belum datang untuk menjemputku, jadi aku bermain saja dulu. Kebetulan Naima juga sedang menunggu jemputan dari ibunya.
Naima duduk sebangku denganku di kelas. Dia pernah berkata kalau dia tidak mempunyai kakak dan juga adik. Di rumah dia hanya tinggal bersama ayahnya dan ibunya saja. Ayahnya berkerja di klinik. Aku lupa ayahnya adalah seorang dokter atau perawat. Nama tempat kliniknya, aku juga melupakannya, yang pasti kliniknya berada di kota Banjarmasin. Sedangkan ibunya hanya ibu rumah tangga.
“Nai ...,” panggil Ibu Naima. Ibu Naima menjemput Naima hanya dengan jalan kaki, karena jarak sekolahan TK dengan rumah Naima tidak terlalu jauh.
“Ibu ....”
Naima sambil berlari menghampiri ibunya.
“Pi, mau ikut Ibu Aina biar pulang sama-sama?” tanya Ibu Naima.
“Tidak Bu, terima kasih," sahuku.
Pikirku, jika aku pulang ikut bersama Naima dan ibunya, nanti kalau ayahku sudah datang untuk menjemputku, dan aku tidak ada di sekolah, ayahku pasti mencariku. Karena itu ajakan dari Ibu Naima aku tolak saja.
Tidak lama setelah, Naima dan ibunya tidak terlihat lagi. Aku kemudian melihat Ibu Lili tetanggaku, berjalan menuju ke arahku. Ibu Lili bukan hanya tetanggaku, tapi dia adalah saudara kandung dari ibu atau adiknya ibuku.
“Ampi ...,” panggil Bu Lili.
“Ibu ... kenapa Ibu ke sini?” tanyaku.
“Hari ini pulang sama ibu dulu ya.”