BAPER: Balon Perindu

Priy Ant
Chapter #13

Ingatan Renardi Sega Tureza (Lainnya 16 dan 17)

Aku Menjadi Penarik Becak

Ini ingatanku pada tahun 2005 di kota Banjarmasin.

Hari itu adalah hari pertama aku mencoba menjadi penarik becak mengantikan bapak. Karena bapak sedang sakit waktu itu.

"Becak." Ada ibu-ibu yang memanggil ke arahku sembari melambaikan tangannya. Lalu aku berhenti menjalankan becak.

"Iya Bu," sahutku sembari mengeataskan topi yang kupakai.

"Wah gantengnya kamu Nak," ucap ibu itu kepadaku, lalu kubalas dengan senyuman.

"Kamu masih sekolah ya?" tanya ibu itu sembari naik dan duduk ke becak.

"Iya Bu masih, Ibu mau saya antar kemana?"

"Ke pasar lama," sahut ibu itu.

"Oya, kamu kenal tidak dengan Bapak Budi yang katanya istrinya gila itu. Sudah beberapa hari ini tidak terlihat, kadang takut juga kalau naik becak dengan Bapak itu, takut kalau istrinya mampirin kan seram. Untuk ada kamu Nak, jadi ibu bisa nih langganan sama kamu saja."

"Saya anak beliau Bi," sahutku pelan.

"Apa ...."

Dan setelah itu sepanjang jalan ibu itu hanya diam.

Sampai di depan pasar lama kuhentikan becaknya. Ibu itu tiba-tiba turun bergegas sampai hampir lupa bayar.

"Bu ...," panggilku, ke ibu itu.

"Oh iya hampir lupa bayar," kata ibu itu sambil memberikan uang denganku 50 ribu.

"Tunggu Bu kembaliannya," kataku.

Ibu itu terlihat bergegas dan menoleh ke kanan dan ke kiri lalu melanjutkan jalannya sambil berkata.

"Sudah ambil saja."

Terimakasih Bu, sahutku hanya dalam hati, kalau tidak dalam hati akan percuman karena siapa yang akan mendengarkan, toh ibu itu sudah pergi berjalan dengan cepat.

Aku berjalan menarik becak dengan pelan sambil menunduk.

"Kak Sega."

Tiba-tiba ada suara yang suaranya mirip Ampi, memanggilku dari arah belakang. Lalu aku menoleh ke arah belakang, ternyata benar yang memanggilku adalah Ampi.

"Ampi, " sahutku sambil tersenyum.

"Kak Sega lagi narik ya?" tanya Ampi.

"Iya," jawabku

"Mau antarin Ampi keliling Banjarmasin tidak?"

"Emang kamu punya uang, untuk membayarku nanti," kataku sambil tersenyum.

Ampi tidak menyahut dan mukanya kelihatan cemberut saja.

"Okelah naik saja."

"Yeh ...," sahut Ampi sambil naik dan duduk ke becak.

Pikirku baiklah, lagian hari ini aku narik becaknya sudah lumayan dapat tarikan pertama dengan uang sebanyak 50 ribu.

Lihat selengkapnya