Kalimat yang Tidak Asing Lagi
Ini cerita tentang ingatanku pada tahun 2005 di kota Banjarmasin.
Hari itu aku jalan kaki bersama Ayah Sega. Rencananya aku mau pergi ke rumahnya Ayah Sega karena Ayah Sum berniat untuk mengajarkan kami main piano, tapi sebelumnya kami ke rumah Naima dulu karena Naima juga mau ikut main.
“Ayah Sega,” aku berkata dengan Ayah Sega, tapi aku tiba-tiba melihat ada Kak Sega di pertengahan jalan, yang terlihat sedang berjalan sendirian dan menunduk. Aku tidak jadi melanjutkan yang ingin aku katakan tadi dengan Ayah Sega. Aku memilih untuk berlari ke arah Kak Sega.
Setelah sampai di dekat Kak Sega.
“Kak Sega,” suaraku pelan.
“Ampi, kenapa kamu tidak seperti mereka-mereka yang takut dengan orang gila?” tanya Kak Sega.
Aku hanya memilih diam menatap ke arah Kak Sega, lalu dia memalingkan arah kepalanya. Aku meraih tangannya.
“Anak orang gila ... anak orang gila.”
“Jauhi anak itu! berbahaya, dia gila, ibunya saja gila pasti dia juga gila.”
Kalimat yang tidak asing lagi kudengar tentang Kak Sega.
Jangan Naik Becak yang Itu
Ini cerita tentang ingatanku pada tahun 2005 di kota Banjarmasin.
Aku dan ibu pergi ke pasar untuk membeli keperluan bulanan. Kami memutuskan untuk naik becak saja. Setelah semua kebutuhan sudah ibu beli, ibu dan aku berjalan ke pangakalan becak. Sampai di pangkalan becak ada seorang bapak separuh baya bersama dengan seorang bapak yang wajahnya terlihat muruh. Bapak yang wajahnya terlihat muruh itu sepertinya bapaknya Kak Sega. Iya benar beliau bapaknya Kak Sega.
“Bapak Budi bagaimana dengan istrimu sudah dibawa ke rumah sakit jiwa?” tanya seorang bapak separuh baya kepada bapaknya Kak Sega.
“Jangan naik becak yang itu,” kata ibu membisikiku tiba-tiba, saat aku mau melangkah menuju ke arah Bapak Kak Sega.
“Memang kenapa Bu?” tanyaku.
Lalu aku tidak menghiraukan perkataan ibu yang melarangku tadi dan tetap berjalan menuju ke arah bapaknya Kak Sega.
Ibu menarik tanganku.
“Ibu,” rintihku.
“Kamu tau tidak bapak itu punya istri gila, ibu takut kalau naik becak itu, takut istrinya tiba-tiba datang.”
“Memang istri bapak itu juga ada di pasar ini bu?”
“Ya siapa tau, kemarin ibu dengar cerita kalau seisi pasar ini ketakutan karena istrinya.”
"Kemarin ibu diberitahu teman ibu begini katanya."