BAPER: Balon Perindu

Priy Ant
Chapter #44

Ingatan Ampi (Lainnya 6, 7, 8, 9 dan 10)

Mengajak Makan Bersama

Ini cerita tentang ingatanku pada tahun 2005 di kota Banjarmasin.

“Hai Ampi, ayo makan yuk! sebelum kegiatan dimulai,” Naima menyadarkanku dalam lamunan. Kami duduk di samping tenda kami.

“Aku tidak selera makan Nai,” sahutku dengan Naima.

“Kamu saja yang makan,” lanjut kataku lagi.

“Karena Kak Sega ya?” tanya Naima.

Aku hanya diam dan menganggukkan kepala saja.

“Tanya saja ke Kak Seganya,” ajak Naima.

“Aku bingung, dia tiba-tiba saja berubah,” sahutku.

“Karena itu, dari pada jadi mati penasaran mending tanyakan saja alasannya,” kata Naima.

“Ayo,” bujuk Naima lagi sambil memegangi tanganku dan mengajakku untuk berdiri. Aku menerima ajakkan Naima.

Naima menuntunku berjalan, sepertinya menuju tendanya Kak Sega. Di pertengahan jalan aku bertemu dengan Ayah Sega dan juga Kak Tama.

“Ampi, Naima, mau ke mana?” tanya Kak Tama.

“Sudahlah ini urusan cewe,” sahut Naima.

Naima dan aku kembali melanjutkan jalan kami. Naima dan aku menghentikan jalan kami, setelah kami sampai di tendanya Kak Sega dan juga Kak Robi. Saat itu kulihat Kak Sega dan Kak Robi sedang duduk-duduk di depan tenda mereka.

“Hai Ampi ... Hai Naima," sapa Kak Robi ke aku dan juga Naima.

“Hai," sahut Naima. Aku hanya diam dan melihati ke arah Kak Sega yang berdiri dari duduknya lalu pergi berjalan.

“Kak Sega!" teriak Naima. Naima melepaskan pegangan tangannya yang sedari tadi menuntunku, lalu berjalan cepat ke arah Kak Sega yang juga berjalan.

Kak Sega tiba-tiba menghentikan jalannya, dan berbalik menoleh ke arah Naima.

“Kak Sega dan Kak Robi sudah makan, kita makan bersama-sama yu!”

“Kalian makan saja, aku mau membantu persiapan untuk menyalakan api ungun untuk nanti malam,” sahut Kak Sega lalu kembali berjalan meninggalkan kami.

“Tunggu Ga,” kata Ka Robi menyusul Kak Sega.

Aku dan Naima hanya bisa terdiam setelah itu tiba-tiba Ayah Sega dan juga Kak Tama menghampiri kami setelah itu.

“Ampi belum makan?” tanya Ayah Sega denganku.

Aku hanya mengganggukkan kepalaku saja.

“Ayo kita makan bersama!” ajak Ayah Sega yang kemudian menatapku.

“’Bersamaku dan juga Naima jugakan,” sahut Kak Tama.

“Iya," sahut Ayah lagi.

Permainan Anak Pramuka

Ini cerita tentang ingatanku pada tahun 2005 di kota Banjarmasin.

Semua murid berbaris hanya cahaya dari api unggun yang menerangi. Semua mata ditutup dengan kain.

Tapi aku lupa ini bermainan apa namanya, anggap saja namanya permainan tutup mata.

Yang matanya ditutup disuruh berjalan untuk mencari seorang teman tapi saat mata ditutup terdengar suara-suara seperti suara hantu. Tapi aku sudah tau suara itu hanya isengan dari kaka OSIS saja, tapi itu membuat teman-teman perempuanku di sana menjerit ketakutan.

Aku berjalan pelan mencari seorang teman, dengan mata tertutup seperti perintah dalam permainan itu. Lalu ada seseorang yang mendekatiku waktu itu, tapi awalnya aku tidak tau dia siapa.

“Halo," sapanya, namun aku hanya diam. Sepertinya dia Kak Sega iya suaranya mirip seperti Kak Sega kataku dalam hati. Kami saling berpegangan dengan kedua belah tangan, sampai menunggu perintah untuk membuka mata.

“Saat hitungan ketiga buka penutup mata kalian,” akhirnya terdengar juga perintah untuk membuka mata.

“Satu ... dua ... tiga ....”

 Kubuka mataku dan ternyata benar dia adalah Kak Sega. Kami saling menatap satu sama lain. Kemudian Kak Sega memalingkan wajahnya ke arah Kak Robi. Kak Robi juga mendapatkan pasangan seorang perempuan yaitu Naima teman akrabnyaku. Lalu tiba-tiba Kak Sega menarik tangannya Naima, untuk menjadi pasangan yang Kak Sega dapatkan dalam permainan tutup mata. Robi tersenyum ke arahku sepertinya Kak Sega tidak berani melihat ke arah wajahku waktu itu. Saat Kak Robi ingin meraih tanganku namun tiba-tiba ada yang meraihnya lebih dulu. Iya yang meraihnya adalah Ayah Sumardi Sega. Yang pada akhirnya pasangan permainan saat itu bukan terpilih dengan tutup mata, tapi dengan pilihan kami sendiri, syukur itu tidak ketahuan oleh kakak panitia. Dan setelah itu yang jadi pasangan mainnya Kak Sega bukan aku tapi Naima.

Ternyata permainan tutup mata tadi hanya bertujuan untuk pemanasan saja kata kakak panitianya. Permainan pertama dimulai dari permainan pramuka petani, dan pencuri, lanjut ke permainan pramuka rebut dan rampas. Setelah itu permainan siaga musang dan ayam, permainan pramuka tonkat stick goyang dan permainan buat barisan siaga pramuka.

Aku Mendatangi Ruangan Pak Hino.

Lihat selengkapnya