Rumah Sakit Jiwa Baper
Aku masuk ke dalam ruangan beraroma jeruk, ada seorang psikiater duduk dengan wajah datar. Dia memegangi pulpen. Aku melangkah pelan mendekati seorang psikiater itu. Setelah makin dekat, aku duduk di kursi berhadapan dengan psikiater itu. Kulihat di dinding samping terpasang sertifikat, sedangkan di pojokan ruangan terdengar ada jam yang berdetak. Di atas meja psikiater itu terlihat ada satu komputer, beberapa lembar kertas dan pulpen.
"Pagi, saya Dokter Perdana yang akan memeriksa Mbak," kata dr. Perdana, Sp. KJ lalu menyodorkan tangannya untuk bersalaman begitu juga denganku.
"Sebelumnya, saya tanya dahulu nama Mbak siapa?"
dr. Perdana, Sp.KJ menatapku. Aku kemudian memberikan jawaban.
"Nama saya Yanti."
dr. Perdana Sp.KJ terlihat menulis sambil menganggukkan kepalanya.
"Umur Mbak, berapa sekarang?"
dr. Perdana Sp.KJ tersenyum sebentar.
"Umur saya 23 tahun Dok."
dr. Perdana Sp.KJ kembali menulis lalu mengangukkan kepalanya, dan kembali bertanya.
"Dulu kuliahnya di mana?"
dr. Perdana, Sp. KJ terlihat menulis sambil menganggukkan kepalanya.
"Di keperawatan Dok."
"Sekarang sudah kerja?"
"Hmm sekarang saya belum bekerja Dok, saya masih kuliah."
"Ya Mbak Yanti, sekarang keluhannya apa?"
"Saya tidak bisa mengingat masa kecil saya dulu Dok."
dr. Perdana Sp.KJ menatapku, sambil menganggukkan kepalanya.
“Baiklah sekarang kita akan melakukan tes kognitif.”
“Baik Dok,” sahutku.
"Saya akan ajukan beberapa pertanyaan, nanti Mbak jawab semampunya saja ya."
Aku hanya diam menghela napas, lalu menganggukkan kepalaku.
"Pertanyaan yang pertama, sekarang tahun berapa Mbak?"
dr. Perdana, Sp.KJ menatapku. Aku kemudian memberikan jawaban paling sederhana.
"2015"
"Kira-kira saat ini musim panas, apa musim hujan?"
"Sekarang musim hujan Dok.”
dr. Perdana Sp.KJ terlihat menulis sambil menganggukkan kepalanya.
"Bulan apa sekarang Mbak?"
"Sekarang bulan November Dok."
"Tanggal berapa sekarang Mbak?
"Tanggal 2 Dok.”
"Hari apa sekarang.”