BAPER: Balon Perindu

Priy Ant
Chapter #5

Ingatan Renardi Sega Tureza (Bagian 2)

Keluargaku dan Aku diusir

 Ini ingatanku pada tahun 1998 di desa Anjir Serapat Timur, Kalimantan Tengah.

“Sega nanti jangan lupa rapikan dan simpan mainanmu ini. Kalau sudah selesai mainnya ya, bapak mau narik becak dulu. Nanti kalau bapak sudah pulang, baru kita main sama-sama lagi,” kata bapak.

“Iya Pak,” sahutku sambil memegangi mainan mobil-mobilan mainanku.

“Pak Budi keluar ... Bapak Budi, cepat buka pintu rumahmu!”

Ada orang yang memanggil bapak dan mengetok pintu rumah sangat kencang sekali. Lalu bapak membukakan pintu.

”Istri kamu itu gila ya, teriak-teriak di acara tunangan anak saya. Acara tunangan anak saya sempat rusak. Lebih baik kamu, istrimu dan anak-anakmu pindah saja, jangan tinggal di kampung ini lagi. Dasar keluarga gila.”

“Iya anak saya juga sering ketakutan kalau melihat istrimu. Kami semua tidak tenang, tolong pergi saja dari desa ini. Jangan ganggu kedamaian desa ini.”

“Iya keluarga gila sebaiknya kita usir saja.”

“Pergi cepat pergi dari sini.”

Aku dengar banyak sekali orang yang berteriak untuk mengusir bapak, ibu, kakak dan juga aku dari kampung tempat tinggal kami.

Bapak kembali menutup pintu rumah, walaupun orang-orang masih banyak berteriak di luar rumah.

“Ayo kita pergi dari sini Bu,” kata bapak kepada ibu.

“Kita mau pergi kemana Pak, kita tidak punya tujuan?” tanya ibu kepada bapak.

“Kemana saja lah Bu, yang penting kita harus pergi saja dari sini, ayo Bu.”

Ibu dengan cepat mengemasi baju, barang-barang lalu membuatnya ke dalam tas. Kaka juga membantu ibu dan ayah mengemasi barang, sedangkan aku cuman bisa diam berdiri dan melihat mereka saja.

Ibu, kakak, dan juga aku naik ke becaknya bapak. Bapakku adalah seorang penarik becak. Bapakku bernama Budi Tureza. Bapak dan ibu pernah cerita kalau bapak sudah jadi penarik becak tidak lama setelah kakak dilahirkan. Sebelumnya bapakku berkerja di perusahaan, aku lupa nama perusahaannya dan karena perusahaan tempat kerja bapak mengalami kebangkrutan, bapak tidak bisa lagi bekerja di sana. Dan tidak ada pilihan lain lagi selain jadi penarik becak.

Aku duduk di pangkuan ibu dan kaka duduk di sampingnya.

“Kita mau pergi ke mana Pak?” tanya kakak.

Lihat selengkapnya