Sebelum kau menilai hidupku, aku hanya manusia tak sempurna. Berjalan tanpa siapa-siapa. Mencium mentari agar malam tak siang-siang seolah hanya aku yang di temani sang gelap. Berjibaku dengan hati yang kian ringkih. Seperti biasa, ku sambut pagi dengan mendengarkan berita ataupun alunan lagu di radio usang yang masih kokoh menemani perjalanan manusia sepanjang hari-hari hidupnya. Kabar di seberang yang sejatinya rumahku belum mampu menerima keberadaanku dengan syarat, aku harus berjuang mencari jatidiri. Memungut kian belas kasihan dari orang-orang yang masih peduli dengan sebuah perbedaan.