Bara Ibu Pratiwi

M Musa Al Hasyim
Chapter #16

Kabar Mengejutkan dari Maya

Pratiwi tidak perlu mencari tahu apakah Sadewa bersandiwara soal nyawanya yang terancam atau tidak, sumber informan terdekatnya justru mendekatinya. Tidak ada hujan tidak ada angin—Maya, istri Sadewa tiba-tiba berada di depan pintu belakang rumahnya di pagi-pagi buta.

***

Pagi itu datang sebuah ketukan misterius. Entah di hari keberapa rumah Pratiwi dijaga ketat oleh preman-preman suruhan perusahaan, Pratiwi tidak pernah lagi menghitung hari semenjak preman-preman itu membatasi ruang gerak-geriknya. Pratiwi yang tidak bisa tidur menganggap ketukan itu hanya menyambangi pikirannya saja, tidak nyata. Sensitivitas Pratiwi naik berkali-kali lipat sejak urusannya dengan perusahaan tambang batu bara terbuka bercabang ke mana-mana. Ada saja masalah-masalah baru mengusik kesehatan mentalnya, hari ini apa kemarin apa, dan entah hari esok seperti apa. Pratiwi terus kepikiran dan itu semua memengaruhi kuantitas dan kualitas tidur malamnya.

Ketukan misterius itu tidak berhenti-henti juga, datangnya bukan dari sebelah depan rumahnya melainkan dari sisi belakang. Siapa orang yang pagi-pagi buta mau bertamu, apa orang itu lolos dari pengawasan ketat preman-preman yang berjaga? Para preman juga tidak mungkin mengetuk pintu rumahnya, jika preman itu punya keperluan mendesak, preman-preman itu sudah pasti mendobrak pintu rumah Pratiwi.

Pratiwi menduga, ketukan itu datang dari sebuah hantu. Bukit Surgawi kaya akan cerita-cerita mitos hantu, termasuk hantu bergentayangan di pagi-pagi buta sebelum matahari menunjukkan keperkasaannya. Hantu tersebut akan terus-menerus mengetuk pintu rumah seseorang dengan tujuan mencari perhatian si pemilik rumah, si pemilik rumah dilarang acuh terhadap ketukan itu. Ketukan itu akan menghilang dengan sendirinya jika si pemilik rumah tidak mendekati pintu lalu membukakan pintu untuknya. Jika si pemilik rumah goyah keyakinannya, lalu membukakan pintu rumah, maka akan ada kesialan menimpa si pemilik rumah. Posisi Pratiwi antara percaya atau tidak percaya dengan mitos itu, namun yang jelas ada dua kemungkinan soal ketukan misterius di pagi buta itu, pertama ketukan itu adalah ketukan yang diciptakan otak imajinasinya sendiri dan yang kedua ketukan itu memang dari hantu.

Pratiwi segera menyangkal kemungkinan pertama ketika Citra yang menginap di rumahnya juga mendengar suara ketukan bertubi-tubi dengan volume lirih. Citra tidur di kamar Bumi. Citra sudah resmi menjadi penghuni rumah Pratiwi, ia masih trauma tinggal di rumahnya yang hanya akan membuatnya teringat kepada Sekar.

Citra memberanikan diri menuju pintu belakang, ia mencoba menepis mitos yang beredar kuat di masyarakat. Bukan hantu di balik pintu kayu itu, seorang wanita dengan baju tidur berwarna putihlah yang Citra temui. Dia adalah Maya, istri Sadewa.

Maya terlihat mengigil. Tangannya bersedekap. Ada luka lebam berwarna merah terbit di ujung bibirnya. Matanya sembab, ia seperti habis mengeluarkan air mata sangat banyak. Tidak ada wadah untuk menampung air mata itu, sampai kesedihan membanjiri wajahnya. Tanpa berlama-lama membiarkan Maya kedinginan di luar, Citra mempersilakan Maya masuk.

Lihat selengkapnya