Kunjungan pertama Citra ke sel adalah untuk memberitahu Pratiwi bahwa video aksi demonya di Bukit Surgawi viral. Video yang menampilkan Pratiwi bersama peserta aksi demo saling bergandengan tangan membentuk formasi O itu menjadi buah bibir masyarakat luas. Televisi nasional ikut meliput, menghiasi layar kaca masyarakat Indonesia setiap pagi, siang dan malam.
“Bahkan artis Radit Ahmad ikut memposting ulang video tersebut. Ada juga beberapa parodi yang intinya menyindir perusahaan tambang batu bara.”
“Radit Ahmad yang sering nongol di TV dan punya perusahaan di mana-mana itu?”
“Iya, sudah ganteng, kaya raya, peduli pula. Bahkan videonya itu berhasil ditonton sepuluh juta orang dalam beberapa jam saja. Semua benar-benar di luar dugaan. Netizen sampai menggeruduk akun media sosial perusahaan tempat Sadewa bekerja. Mereka meluapkan kemarahannya. Perusahaan itu malah menonaktifkan kolom komentarnya beberapa saat setelah komentar-komentar negatif berseliweran di akun mereka. Menariknya, video tersebut tidak hanya viral di Indonesia tapi juga dunia. Semoga saja video itu sampai di tangan para pemangku kebijakan di PBB sana. Dan keuntungan bagi kita adalah perusahaan itu tidak lagi berani menggeruk sawah-sawah baru untuk dijadikan lokasi baru penambangan batu bara terbuka.”
Pratiwi ikut senang. Meski ia belum melihat secara langsung video viralnya di media sosial, setidaknya Pratiwi memiliki gambaran.
“Kekuatan netizen benar-benar dahsyat. Aku pikir keviralan ini akan terus berlanjut. Ada banyak petisi daring dibuat, sekarang jumlah orang yang sudah menandatangani petisi daring itu mencapai lima ratus ribu orang.” Pratiwi mengangguk-angguk sambil tersenyum getir. Andai Pratiwi bisa menikmati hasil perjuangannya itu bersama para aktivis di luar sel, pasti suasananya akan jauh lebih menggembirakan. Pratiwi bisa merayakan keberhasilan itu sambil bercerita.
“Jangan sedih Wak Tiwi! Berita Wak Tiwi masuk penjara sudah menyebar ke mana-mana. Ini salah satu hal yang membuat video-video aksi demo kemarin viral. Tagar #SelamatkanIbuPertiwi, #SelamatkanBuPratiwi, #JusticeForBumi menjadi trending topic Twitter global. Wak Tiwi dikriminalisasi, dan warga Bukit Surgawi sedang menyusun strategi menjemput paksa Wak Tiwi dari tahanan ini, tapi jangan keras-keras, ini rahasia, takut bocor.” Citra pandai membaca perubahan raut Pratiwi. Citra berpikir Pratiwi pasti ingin segera keluar dari penjara dan meneruskan perjuangan serta melanjutkan perlawanan kepada perusahaan tambang batu bara.
“Bagaimana kabar Maya dan Sadewa?”
“Soal itu… Sadewa membawa kabur Maya—sepertinya mereka langsung pulang ke Jakarta.”
“Apakah rencana Maya terbongkar oleh Sadewa kalau dia pura-pura menggugurkan janinnya?”
“Kalau itu aku kurang tahu, aku terakhir kali bertemu dengannya adalah saat di klinik. Akting Maya sangat bagus, namun Sadewa hilang kesabarannya. Ia membawa paksa Maya pulang ke Jakarta setelah tahu perusahaannya gagal menggeruk sawah-sawah di Bukit Surgawi. Aku harap ia tidak pergi ke rumah sakit lain lalu sandiwara Maya akan ketahuan oleh tenaga kesehatan di sana. Aku sudah memberi Maya nomor darurat, Alibi Pusat siap mendampinginya jika hal-hal buruk sampai terjadi kepadanya.”
“Aku sangat mencemaskannya.”
“Wak Tiwi tidak usah cemas! Saat ini aku masih menjalin kontak dengan Maya, mungkin ia sedang dibatasi penggunaan telepon pintar oleh suami diktatornya. Tapi aku yakin sandiwara Maya belum terbongkar dan kedatangan Maya di rumah Pratiwi juga pasti belum sampai ke telinga Sadewa. Kemarin-kemarin Sadewa hanya fokus pada upaya penggerukan sawah-sawah di Bukit Surgawi. Dia pasti lagi dibuat pusing atas viralnya aksi demo kita.” Citra menjelaskan dengan penuh kepercayaan. Citra juga menceritakan kepada Pratiwi bahwa Citra sudah mengantongi video pengakuan Sadewa bahwa dirinya telah memaksa Maya untuk menggugurkan janinnya, namun Citra memilih menahan diri, itu urusan personal dan biarkan Citra fokus pada urusan Bukit Surgawi.
“Lalu bagaimana kau bisa kemari, menengokku. Bukankah aku dicap berbahaya oleh pihak berwajib?”