BARA KESUMAT: Rajah Sapa Pati

Mega Yohana
Chapter #8

ENAM: Hantu Garagasan

Keretak... keretuk....

Alis Ratri tertaut. Matanya masih memejam.

Keretak....

Bunyi kertak itu mengusiknya lagi, terdengar seperti ranting kering yang diremat atau—

Ratri membuka mata.

—bunyi tulang yang bergesekan!

Mata Ratri membeliak. Kantuknya lenyap seketika. Makhluk itu... makhluk berwujud tulang putih tanpa daging... bergerak mendekat. Terdapat bercak-bercak merah seperti darah atau sisa-sisa daging yang menempel pada tulang-tulangnya. Bunyi kertak terdengar tiap kali makhluk itu bergerak. Rahangnya terlihat seperti hendak lepas, menggantung begitu saja dengan seringai mengerikan.

"Garagasan," sebut Ratri. Jantungnya berdegup sangat kencang. Tanpa bersuara, dia memutar kepalanya ke kanan dan ke kiri, mencari sosok Runjung Alas yang tak terlihat di mana pun. Api unggun sudah mati, menyisakan arang yang hampir padam pula. Sementara, langit masih gelap.

Diliputi ketakutan, Ratri beringsut, hendak lari. Namun, benang siddhi yang hangat menahannya. Benang itu bergetar kini dan mengeluarkan semacam bunyi dengung. Bingung, Ratri mematung di tempat. Napasnya tersekat. Si hantu jerangkong kian dekat, dan benang siddhi yang mengelilingi Ratri bergetar kian hebat.

"P-pergi!" usir Ratri gemetaran. Dia mengepal kuat-kuat, berusaha menekan rasa takut yang menghinggapinya. "Pergi!" teriaknya lagi. Namun, si garagasan seolah-olah tidak mendengar. Makhluk itu terus bergerak mendekat dengan bunyi kertak-kertak yang aṅgirisi.

Setelah berada di dekat Ratri, si hantu jerangkong mengulurkan lengannya yang berupa tulang. Bau anyir dan busuk menyeruak ke hidung Ratri, perempuan itu seketika menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangan, ngeri dengan kemungkinan yang akan terjadi.

Lihat selengkapnya