Bara Segara

Tsugaeda
Chapter #4

Bab 4

Mereka melaju dengan mobil Fortuner dinas TNI yang dikawal oleh satu voorijder. Dimas duduk di depan sebelah sopir. Sementara Aji di belakang bersama Mayor Irfan. Perjalanan dari Depok ke Mabes TNI Cilangkap bisa ditempuh kurang dari sejam dengan pengawalan seperti ini. 

“Jadi, kapan dimulai penjelasannya,” tanya Aji setelah lima belas menit berlalu tetapi belum ada seorang pun yang memulai obrolan.  

Dimas mengeluarkan komputer tabletnya, membuka peramban internet, mengetuk-ngetuk layarnya, lalu memperlihatkannya ke Aji. 

Tampak di layar itu tayangan berita. Seorang wartawan perempuan di halaman Istana Negara sedang melaporkan perkembangan terbaru dari lokasi.

“Kita baru saja mendengarkan konferensi pers dari Presiden Republik Indonesia. Memang seperti yang sudah diberitakan sebelumnya. Ada sebuah kapal berbendera Indonesia yang tengah ditawan oleh bajak laut di Somalia. Presiden tadi memberikan keterangan resmi, bahwa kapal tersebut yang bernama MV Sinar Fajar ditawan oleh kelompok perompak Somalia sejak kemarin siang waktu setempat. Masih belum ada informasi yang jelas tentang ada berapa WNI di atas kapal tersebut. Namun, Presiden mengatakan pemerintah akan segera bertindak untuk menolong dan sedang menyiapkan opsi-opsi yang bisa dipilih.”

Kemudian tayangan berganti pada rekaman Presiden yang sedang melakukan konferensi pers. Aji memalingkan muka, tak lagi tertarik mengikuti. 

“Gak mau denger?” tanya Dimas.

“Sudah jelas,” jawabnya.

Aji kini mulai memahami apa yang sedang terjadi. Ia lalu bertanya, “Tapi kenapa gue dipanggil?”

Kali ini Mayor Irfan yang menjawab, “Bapak Panglima yang meminta mengundang Pak Aji. Beliau mengenal Pak Aji ketika mengisi materi di Unhan dulu. Dan ada masukan dari Ibu Menlu juga.”

Dimas menimpali sembari tersenyum menggoda, “Bu Menlu kangen lu, Ji.”

“Halah! Terus beliau ada juga di rapat nanti?”

“Enggak, ada persiapan KTT, jadinya diwakili oleh Dirjen Asia Pasifik dan Afrika.”

Hampir sejam kemudian, mobil itu telah sampai di Cilangkap. Mereka melewati penjagaan ketat dan masuk ke kompleks Markas Besar Tentara Nasional Indonesia. Sopir terus melajukan kendaraan hingga akhirnya berhenti di depan lobi sebuah gedung. 

Dua Polisi Militer mengambil posisi tegap menyambut mobil tersebut. Satu lagi pria dengan seragam formal militer hijau mendekat dan membukakan pintu depan dan belakang mobil dengan cepat. Dimas, Mayor Irfan dan Aji turun dari mobil dan diantarkan oleh pembuka pintu tadi memasuki gedung.

Mereka naik ke lantai empat dengan lift, lalu diarahkan masuk ke dalam sebuah ruang rapat. Ruang rapat itu masih kosong, tetapi pengantarnya tadi mengatakan rombongan Panglima TNI sudah berjalan menuju lokasi.

Lihat selengkapnya